SoG4iGVrlm2d0xVc7TbcWuGl8F4PkcCzhtCrmamZ

Orang Jepang Terbiasa Melakukan Tujuh Kebiasaan ini

 

 

Orang Jepang Terbiasa Melakukan Tujuh Kebiasaan ini


Seperti biasa kali ini mendapatkan insight positif dari yutup-nya  titik balik, rupanya tujuh kebiasaan simple ini sudah terbiasa dilakukan orang Jepang. Patut saja Jepang menjadi salah satu negeri di timur yang kemampuan teknologinya sebanding dengan barat.   

Dan inilah tujuh kebiasaan tersebut, ga sesulit yang dibayangkan kok.

1. Membersihkan lingkungan sejak kecil. Kebiasaan dari kecil orang Jepang itu  diajarkan untuk selalu bersih-bersih dan menyukai keadaan yang bersih. Orang yang terbiasa kebersihan biasanya akan suka dengan keadaan rapi. Jika diri sudah menyukai keadaan rapi dan bersih maka kegiatan lainnya seperti sekolah, belajar dan bekerja akan tertata dan bersih serta terorganisir dengan baik.

2. Budaya malu yang sehat. Malu yang mengarah ke tanggung jawab, seperti masinis yang telat maka akan meminta maaf kepada penumpang. Malu untuk datang terlambat, malu untuk meminjam uang kepada teman dan budaya malu lainnya yang sehat.

3. Hidup sederhana tanpa gaya. Hidup adalah mengenai fungsi bukan tampilan. Tidak semua keinginan harus dipenuhi. Kaya itu bukan seberapa banyak kita punya tapi seberapa baik kita kelola. Bahkan beberapa orang Jepang lebih memilih membeli barang bekas ketimbang baru, demi melihat harga dan fungsinya.

4. Konsisten kerja keras setiap harinya. Lakukan yang terbaik, bahkan dalam hal terkecil. Bukan untuk dilihat orang tapi memang karena hal itu yang harus dilakukan. Yang menang bukan yang paling cepat tapi yang paling konsisten. Karena konsistensi adalah kekuatan. Orang gagal bukan karena tidak pintar tetapi berhenti terlalu cepat.

5. Tepat waktu dan menghargai waktu orang lain. Ini bukan tentang kaku atau ribet, tetapi  tepat waktu itu simbol  kepercayaan bukan hanya angka di jam. Rencanakan dengan detil, bergerak cepat, datang lebih awal dan selesaikan dengan cepat . Ga terburu-buru dan ga buang-buang waktu. Orang yang menghargai waktu sendiri sendiri pasti akan menghargai waktu orang lain. Waktu itu adalah aset.

6. Keberanian untuk Minta Maaf, orang yang berani minta maaf adalah orang yang kuat, orang yang jujur kepada diri sendiri dan jangan remehkan kekuatan dari meminta maaf. Menjaga relasi lebih penting ketimbang ego, jadi meminta maaf adalah lebih penting.

7. Berfikir jangka panjang bukan instan. Bukan soal hari ini tetapi 5, 10 atau 20 tahun ke depan. Ingat prinsip kaizen, harus ada perubahan meskipun tidak besar. Semua orang dapat tumbuh dan semua orang bisa ditingkatkan. Jalan pelan tapi pasti ga harus cepat. Yang instan seringnya rapuh. Hal besar lahir dari langkah kecil yang konsisten dilakukan.

 

At the end, bukan kecerdasan atau keberuntungan yang menjadikan berhasil tetapi melangkah konsisten dengan langkah kecil perubahan yang dilakukan setiap hari, yang dilakukan tanpa alasan, tanpa keluhan sehingga menjadi karakter diri yang kuat.

Dan yang membuat kuat itu bukan karena pintar tapi karena sabar. Seperti layaknya berlari, ini bukan tentang lari sprint tapi lebih kepada lari marathon.

 

Hidup bukan perlombaan tetapi menjadi versi diri yang lebih baik dari sebelumnya.

 

Related Posts
Terbaru Lebih lama
Kornelius Ginting
Orang Baik Rejekinya Juga Baik

Related Posts

Posting Komentar