SoG4iGVrlm2d0xVc7TbcWuGl8F4PkcCzhtCrmamZ

3 Fakta Manipulatif Dibalik Sebuah Iklan Rokok


Hari-Tanpa-Tembakau-Sedunia-2020-(HTTS)
Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2020 (HTTS)


“Perokok remaja adalah satu-satunya sumber perokok pengganti. Jika para remaja tidak merokok maka industri akan bangkrut sebagaimana sebuah masyarakat yang tidak melahirkan generasi penerus akan punah” (R.J Reynolds Tobacco Company Memo Internal, 29 Februari 1984)

Tanggal 31 Mei setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS), kalau bicara mengenai Tembakau sendiri perdebatan ini sepertinya ga akan pernah habis dan putus. Yang setuju dengan tembakau biasanya para pengguna tembakau seperti perokok, keluarga perokok dan sekumpulannya. Sementara yang tidak setuju memiliki alasannya sendiri.

Beberapa waktu lalu sempat mengikuti acara webinar mengenai industri rokok dan perilaku masyarakat yang mengalami pergeseran bertepatan dengan Hari Tanpa Tembakau Sedunia.

Saya juga tertarik untuk lebih tahu sedikit mengenai dunia tembakau.

 

Sejarah Tembakau di Indonesia.

Rokok kretek merupakan produk olahan tembakau yang dicampur dengan cengkih. Nama kretek sendiri diambil dari suara yang dihasilkan saat cengkih terbakar. Dan di republik ini, rokok kretek filter merupakan produk yang paling laris dan banyak dijual hingga sekarang.

Berawal di tahun 1894, Mbok Nasilah menikahi Nitisemito, seorang pengusaha asal Kudus. Nitisemito kemudian ini yang  pertama kali memasarkan rokok kretek tanpa filter pada 1913 dengan merek Kodok Mangan Ulo. Tiga tahun kemudian, merek tersebut berganti nama menjadi Tjap Bal Tiga.

Bahaya Merokok.

Tidak dapat dipungkiri zat-zat kimia yang terkandung di dalam rokok sangat berbahaya bagi tubuh manusia. Dalam laman hello sehat menyebutkan setidaknya beberapa bahaya rokok bagi kesehatan, berikut ini beberapa bahaya merokok bagi kesehatan seperti  kerusakan saluran pernapasan, ini adalah efek rokok paling awal dan menyebabkan penurunan daya tahan tubuh. Racun pada rokok dapat menyebabkan iritasi serta timbulnya lendir pada saluran pernapasan yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi pada tenggorokan hingga paru. Lainnya adalah menghambat aliran darah, kandungan nikotin dalam sebatang rokok dapat membuat darah menjadi lebih kental. Karena itulah nutrisi, mineral, dan oksigen yang disebarkan melalui darah tidak bisa diserap banyak dan optimal oleh tubuh. Dampak rokok ini mengakibatkan peradangan pada bagian luar maupun organ dalam tubuh jadi lebih lama disembuhkan.

Setelah mengetahui sejarah singkat dan bahaya tembakau, beberapa waktu lalu saya sendiri menghadiri kegiatan webinar yang digagas lentera anak, ini adalah wujud kepedulian mereka bersama para warga dunia lainnya dalam memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS). Didasari keadaan saat ini setidaknya ada 85% sekolah di lima kota di Indonesia dikelilingi iklan rokok dengan jumlah pengiklan sebanyak 30 merek  dan industri rokok telah mengeluarkan triliunan rupiah setiap tahun untuk membuat iklan rokok, mempromosikan dan memberi sponsor rokok melalui konser musik, event olahraga dan film yang bertemakan anak muda dan menggandeng figur publik dan influencer untuk menggaet para penggemar fanatik dan follower mereka yang utamanya adalah anak muda. Saat ini yang coba dijual industri rokok adalah gaya hidup anak muda yang gaul, keren, gemar bertualang dan macho dalam pesan-pesan iklannya.


Hari-Tanpa-Tembakau-Sedunia-2020-(HTTS)
Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2020 (HTTS)


3 Fakta Manipulatif Dibalik Sebuah Iklan Rokok

1.        Pelanggaran Terhadap Peraturan Yang Sudah Ada.

Tidak dapat dipungkiri, industri tembakau bergerak menjadi lebih kreatif dengan adanya hambatan dan larangan yang diberikan, alih-alih bukan untuk membuat masyarakat paham akan bahayanya tapi tergerak untuk mencoba.

Kak Hariyadi salah satu narasumber dalam acara webinar  merupakan alumnus FISIP UI jurusan Sosiologi dan telah bergabung dengan Lentera Anak sejak awal tahun 2017, saat ini menjabat sebagai Data & Analyst Officer Lentera Anak berbagi sharingnya tentang regulasi yang mengatur tentang industri rokok itu sendiri, mengungkapkan bahwa sejatinya  Pemerintah sendiri menunjukkan kepeduliannya dengan  menerbitkan Peraturan Pemerintah yaitu PP 109 Tahun 2012 dalam Pasal 36  bahwa ayat (1) Setiap orang yang memproduksi dan/atau mengimpor Produk Tembakau yang mensponsori suatu kegiatan lembaga dan/atau perorangan hanya dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: (1.a) tidak menggunakan nama merek dagang dan logo Produk Tembakau termasuk brand image Produk Tembakau; dan (1.b) tidak bertujuan untuk mempromosikan Produk Tembakau. Ayat (2) Sponsor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang untuk kegiatan lembaga dan/atau perorangan yang diliput media.

Masih di peraturan yang sama  PP 109 Tahun 2012 Pasal 29 Selain pengendalian Iklan Produk Tembakau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27, iklan di media penyiaran hanya dapat ditayangkan setelah pukul 21.30 sampai dengan pukul 05.00 waktu setempat.

Dari peraturan yang sudah ada ini, masih terdapat pelanggaran yang dilakukan baik secara sengaja maupun tidak sengaja (tapi kebanyakan di sengaja). Hal sederhana yang saya amati terjadi pelanggaran adalah jam tayang yang benar-benar mepet. Dalam PP 109 Tahun 2012 pasal 29 jelas jam tayang iklan adalah 21.30 wib, perhatikan   beberapa bahkan tayang lebih awal (yah meskipun 3-5 diawal) belum lagi jika ada acara tertentu di pagi hari terkadang muncul. Sebenarnya ide dibuat peraturan ini agar anak-anak  dan generasi remaja tidak melihat iklannya dan tidak menimbulkan keinginan untuk mencoba.

PP 109 Tahun 2012 Pasal 37 menyatakan bahwa Setiap orang yang memproduksi dan/atau mengimpor Produk Tembakau yang menjadi sponsor dalam bentuk tanggung jawab sosial perusahaan hanya dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: (a) tidak menggunakan nama merek dagang dan logo Produk Tembakau termasuk brand image Produk Tembakau; dan (b) tidak bertujuan untuk mempromosikan Produk Tembakau.


Iklan-Rokok
Iklan-Rokok Sumber SS Kak Hariyadi


Faktanya adalah tetap terjadi pelanggaran dalam penyelenggaraan sponsorship sebagai CSR, Tetap ditemukan penggunaan nama merek dagang dan logo produk tembakau termasuk brand image produk tembakau yang bertujuan untuk mempromosikan  baik terlihat secara langsung ataupun disamarkan.

Bahkan beberapa penyelenggaraan kegiatan yang disponsori oleh produk tembakau bertujuan untuk mempromosikan produk tembakau  dan mengikutsertakan anak di bawah usia 18 (delapan belas) tahun.

Tidak dapat dipungkiri ini sempat menjadi polemik ketika produsen rokok “ngambek” dan mencabut suntikan dana kepada beberapa kegiatan tertentu. Ini yang masih menjadi dilema hingga sekarang. Sebab apa yang terjadi hari ini adalah hasil kerjasama yang tidak sehat, sebatas asas sama-sama saling menguntungkan tidak melihat dampak yang terjadi, mau tidak mau suka tidak suka itulah fakta yang terjadi. Dan seperti memperbaiki benang yang kusut dan basah, tidak sebentar pastinya.

2.        Pesan Positif (Palsu) Iklan Rokok  

Kak Kiki Soewarso membagikan pemikirannya mengenai manipulasi iklan rokok,  dari zaman dulu hingga saat ini industri rokok menjadi sebuah industri yang menarik. Bahkan hampir sebagian besar artis berbondong-bondong untuk menjadi bintang iklannya. Tidak dapat dipungkiri juga bahwa penghasilan dari industri rokok terbilang besar.

Artis-dan-Industri-rokok
Artis-dan-Industri-rokok sumber SS Kak Kiki 

Kak Kiki yang merupakan Alumnus Komunikasi Universitas Indonesia dan selama lebih kurang 13 tahun ini sudah bergelut sebagai pegiat/advokad pengendalian tembakau menyatakan bahwa  karena adanya pembatasan biaya dan pola pengiklanan rokok membuat produsen rokok harus lebih kreatif. Berikut Kak Kiki menghadirkan iklan rokok dengan pesan positif yang tidak terlihat seperti iklan rokok.

Signature 2

Loe bukan anak baru, loe ancaman baru

Bukan paling junior, tapi paling fresh

Dia bukan Boss, dia coach loe

Kerja sampai jadi sehebat idola loe

Karena semua itu mungkin, kalau loe ubah cara pikir loe

Yes, you can

 

Signature 1

Jadi anak baru jangan ragu

Ragu, tegang itu adalah Adrenalin keberhasilan

Saat ketemu Boss tenang, atur nafas

Bos juga pernah jadi anak baru

Jadikan moment ini untuk tunjukin kita bisa

Yes, you can

 

Signature 3

Loe bukan anak baru, loe bawa perubahan baru

Loe ga main aman, tapi keluar dari zona nyaman

Ga banyak omong, loe teriak lewat usaha

Dan saat loe ga dipercaya, loe buktiin kalau mereka salah

Ubah cara pikir loe, semua itu mungkin

Yes you can (yaaa kamu bisa).

A maild Go A Head 1

Untuk mereka yang bertanya tanya, dalam hidup apa yang dicari

Apa yang dituju, dengar panggilan ini

Gerakan dunia, jangan biarkan dunia yang menggerakanmu

Tulis kisah hidupmu, hidup terlalu singkat untuk alur kisah orang lain

Melangkahlah kemana hati ingin melangkah

Go A Head

 

 

A maild Go A Head 2

Untuk merek yang bertanya-tanya dalam hidup apa yang dicari

dengar panggilan ini

Kejar mimpi, tanpa peduli besar atau kecil

Jangan berpikir dua kali

Ragu-ragu tak pernah memberi kepastian

Melangkahlah kemana hati ingin melangkah

Go A Head

 

A Mild 3

Orang bilang pilih jalan lo, tau batas lo

Tapi kenapa harus milih?

Klau lo bisa jadi semua

Nanti juga lo paham batas gue

 

 

Kak Kiki saat ini juga disibukkan sebagai Communication Specialist pada Tobacco Control Support Center (TCSC – IAKMI). Ia juga banyak menjelaskan dari aspek iklan-iklan positif  dan menarik dari yang ditampilkan produsen rokok, seperti kutipan diatas.

Lihat bagaimana pesan positif yang coba disampaikan produsen rokok kepada konsumennya, dari melihat kata-kata yang disampaikan sekilas pasti tidak akan ada yang menyangka bahwa ini adalah berasal dari produsen rokok, pastinya.

Dan tidak dapat kita pungkiri saat ini peningkatan orang yang mengkonsumsi rokok semakin bertambah, bahkan dalam kurun waktu 2013-2018 untuk usia anak mengalami kenaikan sebesar 0.7 % dan usia remaja 1,4 % pertahun, miris bukan. Dan pada kurun waktu itu juga iklan tentang korban bahaya konsumsi rokok sudah dipasang dalam kemasan rokok tersebut.

Dari data yang ditampilkan informasi yang paling banyak mempengaruhi konsumen anak dan remaja adalah plang toko yang menjual rokok, bayangkan sebesar 74,2 %   hal ini menunjukkan bahwa toko yang menjual rokok merupakan media promosi dan sponsor rokok yang paling sering dilihat oleh anak dan remaja. (TCSC IAMKI, 2017).  Lalu tertinggi berikutnya adalah sponsor olahraga 46,6 % diikuti oleh logo pada merchandise sebanyak 39,1 %.

Ini belum lagi informasi masuk melalui media elektronik seperti internet. Media On line ditenggarai lebih sadis lagi dalam memberikan kontribusi pengetahuan kepada generasi muda akan industri rokok. Setidaknya Youtube menyumbang 80,3%, Web site 58,4 %, Instagram 57,2 % dan Game On Line 36,4 % terhadap informasi yang beredar.

Terakhir Kak Kiki memberikan penegasan dan kesimpulan bahwa, terdapat hubungan yang signifikan  antara terpaan iklan rokok di media apapun dengan sikap  merokok remaja. Terpaan iklan promosi dan sponsor rokok berpengaruh secara signifikan terhadap sikap merokok remaja. Dan peran media online yang sering diakses oleh remaja (Youtube, Instagram, website berita) secara masif digunakan industri rokok untuk menempatkan iklannya. Sangat mungkin algoritma penggunaan media online sudah dipetakan oleh para pengiklan rokok. Terakhir, bahwa remaja yang sudah merokok, akan tetap merokok setelah melihat iklan rokok di media online. Sementara yang tidak merokok tampak ada kemungkinan untuk merokok setelah melihat iklan tersebut (terpengaruh terpaan iklan rokok).

Terbukti bukan pekerjaan mudah untuk membuat generasi muda sadar akan bahaya merokok setidaknya membuat berhenti (bagi yang sudah mengkonsumsi) dan tidak mencoba bagi lainnya ditengah derasnya informasi positif yang faktanya adalah menyesatkan.

3.        Tipu Muslihat Lainnya Industri Rokok.

Dan narasumber yang terakhir adalah kak Bigwanto, lengkapnya Mohamad Bigwanto beliau sendiri adalah Peraih Master of Primary Health Care Management dari ASEAN Institute for Health Development, Mahidol University, Thailand. Saat ini Kak Bigwanto menjabat  sebagai TIM Focal Point pada Tobbaco Control Policy Support in Indonesia SEATCA (South East Asia Tobacco Control Alliance)

Kak Bigwanto juga masih aktif melakukan sejumlah riset terkait pengendalian tembakau, beberapa diantaranya riset  tentang “Faktor yang mempengaruhi Perilaku Merokok pada Pelajar SMA di Provinsi Banten (tahun 2014)”, “Kemitraan Industri Rokok dengan Pedagang Tradisional Melalui Insentif Program Studi kasus di 4 Kota (tahun 2016)” dan riset tentang “Content Analysis of Cigarette Pack in Indonesia (tahun 2019)”

Tidak berbeda jauh dengan Kak Kiki Soewarso, hanya saja Kak Bigwanto menekankan kepada industri  yang sudah bergerak ke 4.0.

Nah tahapan industri itu sendiri jika dibagi menjadi 4 tahapan dimulai dari tahun 1800 dengan penemuan mesin uap mendorong munculnya kapal uap dan kereta api. Lalu pada tahun 1900 penemuan listrik dan assembly line yang meningkatkan barang. Tahun 2000 (3.0) berlanjut kepada inovasi teknologi informasi, komersialisasi komputer dan sekarang (4.0) kegiatan manufaktur terintegrasi melalui penggunaan teknologi wireless dan big data secara masif.

Hari-Tanpa-Tembakau-Sedunia-(HTTS)
Sumber Lentera Anak 

Saat ini semua sudah bergerak menjadi indutri online, dulu kita kenal warung, sekarang sudah ada versi digital atau on linenya seperti buka lapak, toko pedia dan sejenisnya, transportasi pun berlaku sama sudah bergerak ke era digital. Industri rokok juga tidak ketinggalan dari konsumsi tembakau padat bergerak dan berinovasi menjadi tembakau cair atau yang biasa akrab kita sebut saat ini adalah vape bahasa lainnya adalah rokok elektrik.

belanja-iklan-rokok

Dan tahukah kita bahwa belanja iklan rokok di televisi Indonesia mengalami kenaikan setiap tahunnya dan menyentuh angka 6,3 Trilliun pada 2016 sempat terkoreksi menjadi 5.4 Trilliun pada tahun berikutnya. Ini menandakan industri rokok sendiri tetap menjadi ladang subur dan tambang yang menarik.

Kak Bigwanto juga menjelaskan saat ini di era industri 4.0 industri rokok sudah mengalami perkembangannya sendiri, mulai dari konten dan sponsorship (video, gambar, pop up dan sejenisnya) endorsement, konten film serial, artikel dan berita yang membangun brand image rokok serta tidak lupa membangun komunitas dan menggaet anak muda lewat games.

Bahkan tidak dapat dipungkiri cara produsen rokok elektrik mengenalkan produk mereka terbilang komunikatif, menimbulkan rasa ingin tahu dan mencoba terlebih memberikan sampel gratis atau give away dan sejenisnya.


Give Away Yang Menarik Membuat Generasi Muda Tertarik

Yang menarik bagi saya pribadi ketika Kak Big, mengutarakan bahwa Post Truth – Fire Hose Of False Hood (FOF) Kasus Rokok Elektrik adalah Produsen melakukan trik dengan berbagai cara seperti berbohong sebanyak-banyaknya, sesering mungkin diulang-ulang, tidak perlu mengandung kebenaran, tidak harus konsisten satu sama lain. Miris bukan. 


Industri-Rokok-Berbohong

 

Belajar Bijak Dari Manipulasi Iklan Tembakau .

Bertepatan dengan Hari Tanpa Tembakau Sedunia 31 Mei 2020, sederhananya dunia sendiri menginginkan adanya satu hari khusus tanpa tembakau. Tidak dapat dipungkiri dampak negatif tembakau bagi kesehatan (yang sudah dilakukan melalui penelitian dan tidak sebentar).

Tidak dapat dipungkirijuga bahwa industri tembakau sendiri adalah sebuah tambang emas, ini juga yang menyebabkan rokok tembakau bergerak bahkan melakukan inovasi menjadi rokok elektrik Vape.

Saat ini iklan dan promosi yang mereka lakukan juga sangat luar biasa masif, menggunakan semua kanal informasi yang ada, media on line, CSR dan masih banyak lainnya.  Produsen rokok gencar mempromosikan harga murah rokok batangan melalui baliho, banner, dan spanduk di jalan protokol, depan minimarket dan toko sembako/warung. Bahkan SPG rokok berjualan di lokasi yang banyak didatangi anak muda dan tidak jarang membagikan rokok secara gratis hal  ini juga berdasarkan penelitian yang menyatakan sifat khas remaja dengan rasa ingin tau yang besar, ingin mencoba hal baru, mudah terpengaruh lingkungannya, dan berani menanggung resiko atas perbuatannya tanpa didahului pertimbangan matang

Pemerintah sendiri sudah berusaha keras membuat tameng undang-undang membendung dan menata agar yang mengkonsumsi rokok adalah yang tepat dan paham benar akan resikonya (alih-alih meniadakan rokok itu sendiri sepertinya mustahil).

Dan ujung terakhir adalah dalam diri kita sendiri, mulai dari lingkungan terkecil, keluarga, masyarakat dan lingkungan bekerja. Edukasi yang benar mulai dari pemberian informasi akan bahaya merokok dan mencontohkan bahwa kita sendiri pun tidak mengkonsumsinya.

Salam Sehat Tanpa Tembakau Hisap.


Hari-Tanpa-Tembakau-Sedunia-(HTTS)
Sumber Lentera Anak 


Sumber rujukan 

https://www.tobakonis.com/rokok/sejarah-rokok-dunia-indonesia 

https://hellosehat.com/hidup-sehat/berhenti-merokok/bahaya-merokok-pada-daya-tahan-tubuh


Related Posts
Kornelius Ginting
Orang Baik Rejekinya Juga Baik

Related Posts

32 komentar

  1. Sedih ya kalau remaja dan anak usia di bawahnya menjadi konsumen rokok. Dampak yang ditimbulkan untuk generasi muda begitu besar. Di sisi lain, iklan rokok memang menarik dan tahu cara menggaet generasi muda.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener banget kak... ini jadi sebuah dilema ya..iklan mereka menarik..sementara anak2 ga ngerti bahaya dibalik merokok sudah mengintai ya

      Hapus
  2. Jadi inget kejadian yg sempat viral di sosmed. Beasiswa salah satu perusahaan rokok. Jadi kayak makan buah simalakama. Mau olahraga terteentu tetap hidup ya harus berani nerima iklan rokok. Huhu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak jihan..dilema nya itu disini.. bahaya rokok didepan mata..tapi mereka juga yang mensposori beberapa kegiatan tertentu

      Hapus
  3. Anti banget saya sama rokok. Soalnya punya sakit asma. Tapi gilanya industri rokok makin.eljit untungnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Naah itu dia kak... makin melejit industri rokok. . Entah apa dayatariknya

      Hapus
  4. Memang serba salah si dengan industri rokok ini. Kalau mereka mati, pasti akan banyak industri lain yang goncang karena suntikan dananya nggak ada. Di satu sisi juga mengorbankan calon-calon generasi emas bangsa. Tapi menurut saya, semua itu tergantung dari pola pikir kita sendiri kok. Mau merokok atau tidak itu jadi tanggung jawab kita sendiri juga. Untungnya teman-teman sekitar saya khususnya kaum lelaki jarang sekali ada yg merokok

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dilema ya kak... tapi semuanya akhirnya dikembalikan lagi ke kita agar bijak memutuskan

      Hapus
  5. Betul banget. Iklan rokok selalu dituntut kreatifitas. Menarik dan terselubung.
    Meski sudah tahu dampak dari rokok, tetapi tidak mudah menghilangkan kebiasaan yang sudah begitu dinikmati. Pilihan ada pada diri masing-masing.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup pilihan kembali pada masing2 tapi sudah tugas kita yang mengetahui dampak buruknya berbagi informasi yang mencerdaskan

      Hapus
  6. Bukan cuma remaja Bang. Di Bandung sini, sering banget liat Ibu-ibu merokok kok. Beberapa temanku juga masih merokok, walaupun merokoknya di WC. Tapi kan tetap aja itu merokok. Sedih yah, industri rokok makin melejit. Malah iklannya bagus-bagus, walaupun engga memperlihatkan orang merokok.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bah.. ibu2 juga ada yg merokok.... dan memang iya kak hani iklan mereka semakin kreatif. .

      Hapus
  7. Kalo soal rokok dari dulu emang saya ga percaya. Meskipun saya mengambil pendapat merokok itu mubah (karena ada yg mengharamkan). Di sisi lain perusahaan rokok justru yg paling ngasih bantuan dana untuk kegiatan2 atau event atau beasiswa atau modal umkm.. haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah itu dia kak dilemanya.. berbahaya bagi kesehatan tapi ga bisa dipungkiri mereka juga memberikan bantuan tidak sedikit

      Hapus
  8. Saya kak salah satu Perokok yang sampai saat ini masih sussah untuk berhenti merokok

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo kak berhenti merokok segera.. atau nanti rokok yang akan memberhentikan kakaknya

      Hapus
  9. Sebelumnya saya sulit memahami iklan rokok. Kook g ada orang merokok di sana. Setelah saya tahu, jadi ini maksudnya. Kreatif bnget incer generasi muda tuk ngerokok.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadi semakin paham ya kak... ada interaksi terselubung didalam iklan rokok

      Hapus
  10. Kesal kalau melihat laki-laki dewasa merokok dan miris saat melihat ibu, anak, dan remaja menjadi perokok.

    Sejak dulu permasalahannya masih sama, sih. Industri rokok dikatakan sebagai industri yang banyak menyerap tenaga kerja. Apa jadinya kalau industri rokok ditutup? Meskipun aku yakin, seharusnya sih ada langkah lain yang bisa ditempuh. Coba deh orang-orang cerdas di negeri ini pasti punya jalan keluarnya.

    Yang aku kesal dari iklan rokok, merokok kan sudah jelas membuat badan sakit, tapi dibuat seolah-olah merokok itu bikin macho. Jiah, bertolak belakang banget.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu dia dilemanya kak... ada bahaya nya rokok..tapi tetap diproduksi ... sementara kalau dimatikan industri malah tidak bijak juga..

      Hapus
  11. Tim kreatifnya industri rokok itu memang super kreatif sebenarnya, memanipulasi opini rakyat, sehingga tanpa sadar kalau nemu iklan rokok, masyarakat bakal mengangguk-angguk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Banget positif iklan mereka kak..berbanding terbalik dengan produk yang ditawarkan

      Hapus
  12. Iklan rokok sekarang semakin menarik-menarik, walau pun cuma boleh ditayangkan di atas jam 9 malam ya. Iklannya sangat addictive. Saya akui itu. Jago banget deh copy writernya. Wkwkwk. Sayangnya kontrbutor utama pajak di negara ini masih cukai rokok. Bisa kebayang itu gimana dampaknya kalo rokok pergerakannya dibasmi habis-habisan dengan peraturan ala malaikat maut. Saya kok masih belum yakin ada presiden yg berani. Hihihi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dilema kak... dampak ekonomi berhadapan dengan dampak kesehatan... jadi bimbang terus mana langkah tepat yang mau diambil

      Hapus
  13. Saya yakin, masyarakat bawah termasuk yang keberatan jika produsen rokok tadi berulah dengan mencabut CSR atau subsidi mereka. Sebab masyarakat sudah banyak yang merasakan. Inilah dilemanya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul banget pa guru... dilema ini sulit untuk dipecahkan..seperti memakan buah simalakama

      Hapus
  14. Menghapus atau menghentikan pabrik 2 rokok sepertinya hal yg sulit dilakukan. Mungkin bisa nya dikendalikan. Paling sebal2 kalo lihat ada anak2 merokok... padahal Uang Masih minta emaknya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Banyak banget kak, anak2 masih piyik yg udah konsumsi rokok padahal masih minta sama ortu... ini karena teman2nya juga demikian.. dan yang diuntungkan adalah industri rokok.. miris kan ya

      Hapus
  15. Indonesia masih seperti Amerika dijaman 60an dimana pemerintah masih dikelabui pabrik rokok seakan2 tidak ada pabrik rokok perekonomian indonesia hancur.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga pemerintah kita bisa memutuskan dengan bijak dilema ini ya kak

      Hapus
  16. Bisa dibilang 90 persen teman saya merokok, alhamdulillah sampai sekarang saya tidak pernah mencicipi sebatang rokok pun. Soal iklan, saya emang pernah dikasih tau bagaimana manipulatifnya ini, oleh org yang bekerja di perusahaan rokok. Hampir semua iklan rokok menunjukkan kesan yang cool, anak muda banget, laki banget. Saya malah pernah di bilang nggak laki krn nggak merokok, padahal banci (maaf) hampir semuanya merokok

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cakep bro Irsyad... samaan kita ga ngerokok.. demi hidup sehat dan masa depan lebih baik ya... minimal kita sudah memulainya dengan benar ya

      Hapus
Untuk Sementara Pesan di Moderasi....
Menghindari Beberapa konten2 yang negatif ...
Berfikir yang Baik dan tinggalkan jejak yang baik..
Terima kasih