SoG4iGVrlm2d0xVc7TbcWuGl8F4PkcCzhtCrmamZ

Mengenal Fotografi Bareng Om Arbain Rambey (1)



Berangkat dari notifikasi di group WA, ada komunitas FOSE Fotografi Secret mengadakan kegiatan Marathon Workshop Fotografi. Setelah cek-cek sana-sini dan ada waktu luang diputuskan untuk hadir diacara yang terakhir. Sebenarnya pengen ikutan dari hari jumat sebelumnya, tapi karena keterbatasan waktu proses pemilihan workshop saya jatuhkan tepat di hari minggu kemarin.
Kal ini juga saya baru menjejakkan kaki di AEON Mall Jakarta Garden City Cakung, Jakarta Timur. Padahal ketika launching awal-awal wahana Kincir Ria tertinggi yang sudah masuk museum rekor dunia-Indonesia, saya sempat dengar teman-teman blogger diundang untuk turut merasakan perdana kincir raksasa ini.
Wahana Kincir Ria AEON Mall

Saya sendiri tiba disana kurang lebih pukul 15.30 wib, masih mendengar Om Arbain memberikan pendapat di sebuah Workshop yang dihadiri beberapa Fotografer ternama, yang saya kenal selain Om Arbain adalah Om Darwis Triadi. Untuk Om Darwis sendiri sering  diajak untuk mengunjungi kelas  rutin yang sering ia helat bersama teman-teman TaudariBlogger tapi entah kenapa waktunya belum pernah pas.

Dalam “Perkembangan Fotografi di Indonesia,” Om Arbain berujar, “Manakala semua orang motret maka hilanglah profesi fotographer, mungkin ga ya?” Tahu ga kalian tahun 2015 lalu penjualan kamera pocket sudah tidak ada penjualan atau nol (0), digilas oleh keberadaan handphone. Tetapi untuk ke depan agaknya sulit atau bahkan tidak mungkin ada yang akan menggilas keberadaan dan perkembangan smart phone (baca;HP). 

Teknologi kamera sendiri sudah berkembang sedemikian rupa, dan penempatannya sudah banyak dimodifikasi. Bahkan tongkat pejalan kaki pun saat ini sudah ada kamera, bahkan bukan tidak mungkin suatu saat didepan tidak ada yang membawa kamera karena semuanya sudah saling terhubung dengan kamera. 

Pengalaman Om Arbain sendiri ketika berada di luar Indonesia dan menjajal teknologi asing, ia disuguhkan keadaan ketika seseorang pergi keluar kantor (suatu tempat) maka tidak lebih dari 1 jam posisi orang tadi sudah tertangkap kamera di sebuah tempat lainnya. Ini seperti teknologi “Angel Eye” yang ada di film Fast&Furious.

Saat ini Korea menyatakan tidak sanggup bikin kamera dalam hal ini Samsung, bahkan Eropa dan Amerika sudah lebih dulu  tumbang (Baca : KO). 

Bahkan Om Arbain mengingat sebuah ungkapan “Tuhan menciptakan langit dan bumi, sisanya Cina kecuali Kamera Digital.” 

Kesimpulannya adalah Perkembangan Fotografi di Indonesia memang ada perubahan tapi tidak ekstrem banget, hanya teknologi saja yang semakin menggila. Hal ini juga diamini oleh para fotografer yang hadir kala itu.

Acara di jeda sebelum kelasnya Om Arbain. Kali ini menyaksikan sejenak  Carnaval Budaya, beberapa busana daerah ditampilkan oleh anak-anak dan sebagian orang dewasa. Sambil menikmati juga atmosphere suasana kala itu, mulai dari dekorasi Fose dan foto-foto pemenang kontes fotografi ditampilkan disana. Lumayan selain menambah memori mata tentang hal-hal indah yang tertangkap kamera sekaligus moment sejenak keluar dari rutinitas.  


Related Posts
Kornelius Ginting
Orang Baik Rejekinya Juga Baik

Related Posts

54 komentar

  1. Lagi... mesin, teknologi, dan AI mengubah dunia menjadi setengah robot dan mesin 😊

    BalasHapus
  2. Jadi, pilih kamera khusus atau kamera hp? Kalau saya, masih taraf budget kamera hp dulu. Manfaatkan yang ada.

    BalasHapus
  3. Iya, sih. Sekarang mau bisa poto keren gak harus jadi photografer. Gak cuman kamera doang, Teknologi editing juga gila2an

    BalasHapus
  4. Nah ini, photographer jadi kehilangan order gara-gara semua orang sekarang bisa jadi photographer dadakan. Tapi sebenarnya tetap beda sih, masn behind the gun tetap menjadi pembeda pada hasil photonya.

    BalasHapus
  5. Teknologi semakin menggila ya,, orang2 juga mudah kena virus FOMO aka takut banget ketinggalan informasi. Btw, nama Arbain Rambey ini kok gak asing ya... emg legend di bidang fotografikah... pernah baca namanya di Kompas. Tfs ya Bang

    BalasHapus
  6. Huawei megang sekarang kalo urusan kamera hp. Sampai2 iPhone pun 'dipaksa' beradaptasi. Tapi dengan kondisi ini, semua orang bisa menjadi fotografer yaaa. Banyak yg belajar otodidak dan akhirnya bisa jadi profesional. fotografer makanan, fotografer tempat-tempat wisata, justru penghasilannya makin banyak, jual gambar di Canva atau Shutterstock.

    BalasHapus
  7. Setiap org bisa menjadi fotografer, hanya modal gadget dan teknik editing yg ok. Tapi tidak semua org yang memiliki insting atau feeling yg tepat dalam mewakili setiap gambar atau foto

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener banget... beda yg sekolah sama yang belajar otodidak

      Hapus
  8. Smartpone keluaran terbaru memang bermunculan dari tahun ke tahun, dan pasti kameranya juga sudah lebih bagus dari keluaran terdahulu.
    Ehh tapi meski begitu para fotografer yang sudah lama berkecimpung di bidang tersebut nggak bakalan ngaruh sama smartpone canggih.
    Karena hasil jepretan dari berbagai angle selalu membuat yang melihat hasilnya berdecak kagum.
    Mereka selalu mempunyai filling dalam memotret suatu objek.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener lah... feeling sama pengalaman ditambah angle yang pas... membuat hasil lebih maksimal

      Hapus
  9. Aku pernah ikut workshop nya Om Arbain Rambey. Katanya buat nyiptain foto yang keren nggak harus pake kamera mahal, smartphone juga bisa. Yang penting skill dan teknik.,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener... skill dan teknik merupakan hal dasar mutlak yang harus dipenuhi

      Hapus
  10. Teknologi kamera handphone canggih, dipadukan dengan penguasaan dasar-dasar fotografi tentunya akan bisa menghasilkan jepretan yang bagus. Jadi tetap saja kemampuan manusianya harus di perhitungkan. Karena ada lho yang kamera handphonenya canggih, tapi hasil jepretan juga gitu-gitu aja

    BalasHapus
    Balasan
    1. Banyak... termasuk sayabjuga lagi belajar memaksimalkan kamrea handphone saat ini

      Hapus
  11. Aku ngikutin om Arbain d Twitter.. asik sharing2 fotografinya. Hmm, btw Mas..

    "tahun 2015 lalu penjualan kamera pocket sudah tidak ada penjualan atau nol (0), digilas oleh keberadaan handphone"

    Kalau di Indonesia, masih laku tuh .. karena aku dan temen kantor pun beli kamera saku harga 1,7 juta rupiah yang emang dipakai cuma buat foto saat pergi ke lapangan (kebun karet).

    Kami perlu kamera yang ringkas dan gambar yang jelas aja, nggak perlu detil sedetil SLR atau mirrorless :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut survey kemarin yg dijelaskan om arbain rambey begitu... karena saat ini teknologi kamera bergeser ke smartphone

      Hapus
  12. Hasil foto kamera ponsel Google Pixel bikin saya ngiler sih, tapi buat saya hasil foto kamera digital masih lebih banyak memiliki kelebihan

    BalasHapus
  13. saat ini sudah tidak perlu lagi mempunyai keahlian dibidang fotografi, cukup menggunakan smarphone keluaran terbaru saat ini sudah mempermudah, apalagi ditambah banyaknya aplikasi yang mampu mengubah tampilan hasil jepretan kamera hp menjadi nampak profesional seperti fotografer

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener sih..tapi tetep ga bisa ngalahin yang memang sudah pro jiga dibidangnya sich...ada batasan untuk masing2nya

      Hapus
  14. Di Taman Mini juga ada sejenis Wahana Kincir Ria yang seperti di AEON Mall. Oh ya.. semoga perkembangan teknologi saat ini lebih setara dengan perkembangan fotografi yang ada di Indonesia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yg di aeon aja belum kesampaian nyobanya... nanti2 lah ke nyoba yang ditaman mini

      Hapus
  15. Perkembangan dan kemajuan zaman digital tidak bisa dielakkan lagi, semakin maju dan menggila. Meski semua pengguna smartphone canggih bersaing untuk menghasilkan foto, posisi fotografer tetap dibutuhkan. Hasilnya lebih meyakinkan sih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kembali ke selera masing2 sich kk.. kadang ada juga yg cukup puas dengan kamera hp

      Hapus
  16. Kecanggihan teknologi membuat sebagian orang kehilangan mata pencahariannya. Inget di kampung sebelah ada orang tenar banget karena dia tukang foto. Suka ddipanggil sana sini, kalo ada acara kenaikan kelas ia selalu hadir dan laris.

    Tapi makin kesini lambat laun menghilang ditelan perkembangan zaman. Memang juga sih salahnya ia tak mengembangkan usahanya seperti membangun foto studio bukan hanya tukang foto biasa yang sekali foto langsung print tanpa proses editing.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Artinya dia ga mau beradaptasi sesuai perkembangan zaman yg terjadi... ya sudah.. mau ga mau harus minggir

      Hapus
  17. Aku tuh dari dulu pengen belajar fotografi. Pengen sih beli kamera yg bagus. Nunggu duit dulu lah. Nice topic

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau nunggu kamera yg bagus kelamaan... pake kamera yang ada aja kk

      Hapus
  18. Aku masih punya kamera pocket, tapi ternyata sekarang kamera ponselku lebih tajam daripada kamera pocket. Jadi kalau jalan-jalan bawanya ponsel doang. Memang sih kurang bagus untuk foto-foto yang harus zoom untuk detail obyek atau pencahayaan minim. Foto hasil jepretan fotografer beda sih, kelihatan dari hasil dan teknik pengambilannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Coba kamera sekarang yang canggih2 kk.. pasti hasilnya cihuy

      Hapus
  19. Saya termasuk yang hobi dan suka banget fotografi. Kadang, suka curious sih kalo dari kacamata fotografer lg menilai lomba foto, apakah foto yang diedit juga masuk kualifikasi ya?

    BalasHapus
  20. Kalau hp hilang sepertinya ga ya, kan sekarang malah melalui hp , ya gitulah perubahan zaman yang harus dilalui. Sekarang malah banyak photographer yang untuk event or wedding masih tetap diperlukan kok.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kayaknya industri forografi ga akan mati dech... tapi bertransformasi ke arah yg lebih baik

      Hapus
  21. Iya juga sih, bener ungkapannya om Arbain, sehebat-hebatnya China masih belum pada taraf bikin kamera yang bagus. Beberapa pabrikan smartphone masih pake lensa dari Jerman.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya...di china kan juga manusia yang buat bang doel.. punya kelemahan juga.. apalagi selalu ditekankan harus biaya murah

      Hapus
  22. aih bener banget, dulu kalau mau jalan-jalan saya pasti bela belain bawa kamera pocket. tapi sekarang udah gek perlu deh, kamera HP udah cukup banget bisa langsung upload pula.

    tapi tetap saja untuk hal-hal profesional fotografer masih dibutuhkan, karena mereka memiliki skill dan jam terbang yg lebih tinggi pastinya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener banget... kamera hp bisa langsung upload... ga perlu nunggu lama lama

      Hapus
  23. Wow... penjualan kamera pocket bisa 0?
    Bagamana dengan DSLR, Mas?

    Kamera di HP sekarang memang sudah menggila kecanggihannya. Tinggal nyesuaiin budget saja. Tapi memang, sih, kamera di HP lebih praktis, menurut saya. Dan kalau kasus saya... ga dipinjam orang kecuali sedikit menit. Wkwkwkk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dslr masih banyak peminatnya karena profesional fotografer...masih banyak yang membutuhkannya

      Hapus
  24. Saya cukup dilema untuk beli kamera atau handphone yang kameranya bagus sekalian. Setelah melihat handphne2 sekarang yg kualitas kamera gila2, saya jd tambah bimbang. Tp emang fotografi itu menarik banget sih, apalagi di zaman media sosial, semua org ingin mempercantik feednya dgn konten foto yg bagus

    BalasHapus
  25. Dulu pengen banget beli kamera pocket, tapi semenjak kamera HP pada keren dan canggih-canggih udah nggak ada kepengenan itu lagi. Cukup HP saja

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya..sekarang kamera hp semakin canggih aja... ada yg sampe 4 kamera dalam satu ponsel

      Hapus
  26. Hmm jadi sebenernya perkembangan fotografinya agak flat ya kak cuman media dan teknologinya yang berkembang pesattt.. Oke oke i see..

    BalasHapus
  27. Belajar fotografi itu seru banget, ada kepuasan sendiri yang dirasakan dari hasil foto yang kita dapatkan

    BalasHapus
Untuk Sementara Pesan di Moderasi....
Menghindari Beberapa konten2 yang negatif ...
Berfikir yang Baik dan tinggalkan jejak yang baik..
Terima kasih