SoG4iGVrlm2d0xVc7TbcWuGl8F4PkcCzhtCrmamZ

Berkunjung Sebentar Menikmati Istana Kadriah Pontianak

Dokumentasi Sejenak di Depan Istana Kadriah 

Jadi gaes, beberapa waktu lalu, tepatnya 10 Oktober 2019, kroco beruntung diajak jalan sama bos, kali ini ke Pontianak. Nah, sambil menunggu kepulangan menuju Jakarta. Kroco Beruntung diajak keliling sebentar menikmati keindahan kota Pontianak. Dan mampir sebentar menikmati salah satu situs peninggalan sejarah budaya mereka. Istana Kadriah, istana apalagi ini? Waktu masih menujukkan pukul 09.00 WIB, tapi sekitaran Istana sudah ramai dengan pengunjung, sementara kami sudah diwanti-wanti oleh sahabat, bahwa Istana Kadriah sudah banyak orang yang minta-minta duit (pengemis) nanti diabaikan saja.
Saya dengan Latar Belakang Istana Kadriah 

Boro-boro yang minta duit, keadaan saat itu tenang, bersih, karena Istana Kadriah sendiri sedang digunakan sebagai tempat coffe morning oleh para pejabat setempat. Bos sendiri sempat berujar, “wah nanti bisa ketemu dengan pejabat daerah sekitar sini, sudah, jangan masuk ke dalam, sekitaran luar saja. Lalu segera beranjak ke bandara,” ujar beliau.

Alhasil hanya hitungan menit kami berada disana, explore sebentar dan langsung cap cuss (baca : pergi). Padahal banyak hal unik yang bisa ditanyakan, dari mulai kapan berdirinya, hingga kayu-kayu besar yang digunakan sebagai tiang dan masih bertahan hingga sekarang, jenisnya apa dan dari mana asalnya? Ya tapi sudah lah, beruntung sudah sampai di Istana Kadriah, untuk mengenal lebih dekat dengan Istana Kadriah kita coba browsing.

Istana Kadriah Pontianak (Dok Pribadi)

Istana Kadriah Pontianak

Wikipedia mencatat bahwa Kesultanan Kadriah Pontianak adalah sebuah kesultanan Melayu yang didirikan pada tahun 1771, dibangun oleh  seorang putra ulama keturunan Arab Hadramaut dari Kerajaan Mempawah, persisnya pada hari  Rabu, tanggal 23 Oktober 1771 (14 Rajab 1185 H) oleh Sultan Syarif Abdurrahman Ibni Alhabib Husein bin Ahmad Alkadrie (akrab  di telinga dengan sebutan Sultan  Syarif Abdurrahman Alkadrie), beliau adalah keturunan Rasulullah dari Imam Ali ar-Ridha di daerah muara simpang tiga Sungai Kapuas kecil dan sungai landak yang termasuk kawasan yang diserahkan Sultan Banten kepada VOC Belanda.

Bagian Samping Istana Kadriah Pontianak  

Beliau  melakukan dua pernikahan politik di Kalimantan, pertama dengan putri dari Kerajaan Mempawah Utin Chandramidi, dan kedua pada tahun 1768 dengan Ratu Syahranum (Ratoe Sjerip) dari Kesultanan Banjar (putri dari Sultan Saad/Sultan Tamjidillah I), sehingga ia dianugerahi gelar Pangeran Nur Alam). Setelah wafatnya Ayahnya Habib Husein di Mempawah, 1771 H, mereka memutuskan mencari wilayah baru dan mendapatkan tempat di Pontianak, kemudian mendirikan Istana Kadriah dan mendapatkan pengesahan sebagai Sultan Pontianak dari sultan Siak, dan Banten pada tahun 1778.

Plang Cagar Budaya Istana Kadriah Pontianak 

Bangunan istana Kesultanan Pontianak memiliki luas 60 meter x 25 meter dan dinamakan Istana Kadriah karena untuk memuliakan nama pendirinya maupun moyang sebelumnya yang memakai nama belakang “al-kadrie”. Dari berbagai istana kerajaan yang terdapat di Kalimantan Barat, Istana Kadriah merupakan istana Melayu terbesar yang berada di wilayah tersebut.

Sempat naik sebentar ke atas alun-alunnya dan sumber lainnya mencata bahwa  di pintu utama istana, terdapat hiasan mahkota serta tiga ornamen bulan dan bintang sebagai tanda bahwa Kesultanan Pontianak merupakan Kesultanan Islam. Balairungnya, atau sering juga disebut dengan balai pertemuan, didominasi oleh warna kuning yang dalam tradisi Melayu melambangkan kewibawaan dan ketinggian budi pekerti, sepertinya ruang ini yang kemarin digunakan sebagai ruang coffe morning para pejabat sekitaran Pontianak . Di ruang inilah biasanya dijadikan tempat melakukan upacara keagamaan dan menerima tamu ini, terpasang foto-foto Sultan Pontianak, lambang kesultanan, lampu hias, kipas angin, serta singgasana sultan dan permaisuri.
Saya dengan Latar Samping Istana Kadriah Pontianak 

Catatan lainnya, di sebelah kanan dan kiri ruang utama terdapat 6 kamar berukuran 4 x 3,5 meter dimana salah satunya merupakan kamar tidur sultan. Sedangkan kamar-kamar lainnya dahulunya dijadikan sebagai ruang makan dan kamar mandi. Di belakang ruang istana terdapat sebuah ruangan yang cukup besar. Di ruangan ini selain untuk menyimpan benda-benda warisan Kesultanan Pontianak, seperti senjata, pakaian sultan dan permaisurinya, foto-foto keluarga sultan, dan arca-arca, juga kediaman sultan dan keluarganya.
Saya beruntung, sempat mampir meskipun tidak sempat explore lebih dalam.
Sumber Lainnya 
http://id.wikipedia.org.Kesultanan_Pontianak
https://situsbudaya.id.istana-kadriah-pontianak

Related Posts
Kornelius Ginting
Orang Baik Rejekinya Juga Baik

Related Posts

32 komentar

  1. yang penting sudah berfoto dengan latar belakang istana ya, Mas. Bisa buat kenangan, dan juga harapan semoga suatu saat bisa kembali ke sana lagi dan melihat isi di dalamnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup... saya beruntung meskipun hanya bisa mampir sebentar... mungkin lain waktu bisa ke dalam dan eksplore lebih jauh ya kak..

      Hapus
  2. saya belum pernah nih ke Kalimantan. kalo ke tempat baru, saya juga paling suka ke tempat2 bersejarah macam istana ini. keren euy

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama kak..saya kalau ga dinas palingan wisata deket2 aja kok.. kebetulan beruntung diajak dinas ... semoga kedepannya semakin sering diajak dinas2 keliling Indonesia... (doakan ya kak)

      Hapus
  3. Bentuk bangunannya unik dan masih terawat dengan baik, boleh nih dimasukkan ke list destinasi wisata saya tahun ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak fionaz...kalau ada waktu mampir melihat kehebatan peninggalan sejarah masa lalu

      Hapus
  4. Istana Melayu di Bumi Borneo ya mas. Wah menarik sekali itu sejarahnya kalo bisa dikulik-kulik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bagi yg cinta sejarah iya kak... saya mah hanya penikmat saja.. jadi tau aja..memang dari dulu nusantara kita saling terkait ya

      Hapus
  5. Woah, bangunan tahun 1700-an sampai sekarang masih kokoh meski dari kayu Mas? Woah hebatnya arsitektur jaman dahulu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yoi mas ari...artinya dari jaman dulu..pemilihan kayu yang berkualitas sudah dilakukan..dan terbukti bertahan hingga hari ini

      Hapus
  6. Menarik ya Bang, kalau jelajah Indonesia sambil mempelajari sejarah. Kita harus bisa merawat dan melestarikan nih. Semoga bisa ke sana lagi nih. Ingin tahu ruang dalamnya seperti apa. Eh...boleh masuk ga ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Boleh kak hani..tapi kalau sedang tidak ada acara ya..kemarin kebetulan sedang ada rapat daerah...jadi kami ga berani masuk... padahal disuruh masuk loh

      Hapus
  7. Walaupun sebentar mampirnya yang penting pernah singgah di istana kadriah sebentar ya kak, suka gitu memang kalau lagi ditugaskan ke luar kota sebelum pulang sisipin dikit itenary buat explore sebentar daerah yang dikunjungi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul kak inna.. mumpung lagi sempat.. beberapa kali dinas..hanya bisa eksplore bandara saja (tapi menyenangkan juga sich)

      Hapus
  8. Oh ternyata asal usul pemberian namanya dari pendiri dan leluhur disana ya, baru tau aku. Oh ya, apakah istana ini terbuka untuk umum?

    BalasHapus
  9. Nama istananya sederhana sekali dan gampang diingat. Informasi terkait istana ini harus disebarluaskan supaya banyak orang yg mengetahui dan menjaga warisan sejarah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener kak..ini salah satu warisan sejarah buat generasi anak cucu kita kelak ya

      Hapus
  10. Wow! Untuk bangunan kuno, ini sangat terawat. Sangat bagus. Itu tandanya, kesadaran akan pelestarian cagar budaya sudah dimiliki. Bagus.... Saya suka banget dengan bangunannya, sejarahnya, serta kesadarannya dalam melestarikan bangunan sejarah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga peninggalan ini masih dapat dilihat anak cucu kita ya kak

      Hapus
  11. Istana yang sangat khas dengan bangunan khas Kalimantan, pulau panggung. Sayang banget ya gak sempat eksplore. Semoga bisa lanjut eksplore di lain waktu kak

    BalasHapus
  12. Wah untung sempat berkunjung ke sini ya mas. Jadi bis berbagi ceritanya
    Saya juga beruntung membaca ini, jadi tahu tentang Istana Kadriah
    Jujur aja aku baru pertamakali dengar nama istana ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahha...sama kak..saya juga baru tahu ada istana ini..secara ga pernah tahu juga..ga masuk pelajaran sekolah

      Hapus
  13. Pernah punya temen asal Pontianak nama belakangnya Al-Kadrie. Apakah dia keturunan bangsawan Melayu yah hmmm

    BalasHapus
  14. Istana Kadriahnya masih terawat dengan baik ya, mas. Dan dari gambarnya sudah kokoh berdiri, keren sekali ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup mas ahmad...masih kokoh saat ini..semoga kokoh ke depannya juga... sehingga ada peninggalan anak cucu kita kelak

      Hapus
  15. suka banget dengan bangunan yang punya nilai sejarah seperti istana ini
    kalau di sumbawa ada namanya istana dalam loka

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seru memang kak menikmati sejarah peninggalan kekuasaan kerajaan jaman dulu....semoga suatu saat bisa mengunjungi istana dalam loka di sumbawa

      Hapus
Untuk Sementara Pesan di Moderasi....
Menghindari Beberapa konten2 yang negatif ...
Berfikir yang Baik dan tinggalkan jejak yang baik..
Terima kasih