SoG4iGVrlm2d0xVc7TbcWuGl8F4PkcCzhtCrmamZ

Untuk Bumi Lebih Baik, Net-Zero Emissions adalah sebuah keharusan

Net-Zero Emissions

Ada perkataan menarik dari seorang saudara beberapa waktu lalu, saat ini orang yang memiliki sumber daya (uang) sangat-sangat berlimpah, lebih memilih untuk melihat kehidupan diluar bumi ketimbang memperbaiki bumi itu sendiri sebagai habitat manusia hidup. Benar juga sepertinya. Penelitan terhadap kehidupan selain di Bumi semakin gencar dilakukan. Jor-joran, berapapun mahalnya, untuk melihat kemungkinan kehidupan selain di Bumi.

Tidak ada salahnya juga memang, namun akan lebih elok, usaha yang demikian keras, juga dilakukan serupa untuk perbaikan bumi seutuhnya.

Padahal sedari awal, bumi seperti yang diceritakan kitab suci agama, terlukiskan bumi begitu indah. Semua mahluk hidup yang diciptakan Tuhan hidup diatas dan didalamnya. Ini Bumi yang kita tinggali sekarang. Memang masih indah, namun efek pemanasan global, gaya hidup sembrono membuat bumi menjadi semakin panas, kotor dan tidak nyaman. Namun ini semua tidak terlepas dari kelakukan kita yang hidup didalamnya.

Memang sich bumi yang kita diami saat ini usianya ttidak muda lagi. Berdasarkan penelitan yang telah dilakukan, setidaknya diketahui bahwa Bumi terbentuk 12 Mililar tahun silam. Sangat tua sekali, bukan. Namun jangan juga menyalahkan usia bumi yang sudah sangat tua akan ketidaknyamanan yang terjadi, padahal semua itu terjadi (sekali lagi) akibat ulah manusia itu sendiri.


Efek rumah kaca.

Efek rumah kaca, ini yang terkenal merusak bumi, apa itu efek rumah kaca. Sebenarnya rumah kaca adalah sebuah rumah yang dibuat dari kaca, semua dinding, lantai dan atapnya terbuat dari kaca. Rumah kaca ini bertujuan untuk menangkap panas dan mepertahankannya, biasanya digunakan para petani, membantu tanaman dalam bertumbuh.

Nah efek rumah kaca ini, dianalogikan ke bumi yang kita tinggali. Tidak menjadi masalah jika semuanya teratur atau dapat dikendalikan. Namun ketika tidak dapat dikendalikan, maka isitilah efek rumah kaca muncul sebagai sesuatu yang merusak. Sederhananya panas yang masuk ke dalam (sinar matahari) dan panas yang terjadi didalam (proses  aktivitas pembakaran / menghasilkan panas yang dilakukan sendiri) rumah kaca yang tidak dapat dikendalikan lagi merusak ekosistem didalamnya.  Inilah istilah yang sering disebut dengan efek rumah kaca.


Upaya mengembalikan Bumi dengan net-zero emissions 

Lalu apakah apakah tidak ada lagi upaya kita untuk memperbaiki Bumi sebagai tempat tinggal? Ada. Salah satunya dengan mengurangi aktivita pembakaran yang menyebabkan suhu di bumi tidak bersahabat. Kurangi pemakaian emisi karbon monoksida (CO), karbondioksida (Co2) dan emisi-emisi karbon lainya.

Kenapa hanya dikurangi, tidak dapat dihilangkan? Tidak bisa dihilangkan karena tidak dapat dipungkiri manusia melepas karbon sebagai dampak aktivitas bernapas. Tetapi jumlahnya tidak signifikan. Kira-kira jika dihitung penduduk bumi sebanyak 7 Miliar saja maka akan memberikan dampak volume emisi karbon sebanyak 5,8%.  Tidak signifikan bukan. Artinya bukan aktivitas bernafas yang dikurangi, tetapi mengurangi akivitas 94,2% sisanya. Mungkin tidak, ya? Sangat Mungkin sekali.

Bahkan pada tahun 2015 lalu, ketika Konfenrensi Tingkat Tingkat di Paris 2015 mewajibkan negara industri dan maju mencapai Net-Zero Emissions pada tahun 2050. Artinya nanti pada tahun 2050 semua emisi yang diproduksi manusia dapat diserap sepenuhnya oleh pohon, laut dan tanah, sehingga tidak ada emisi yang menguap ke atmosfer.

Sementara kita, Indonesia sebagai negara berkembang juga turut berkontribusi dan ikut ambil bagian dengan mengkampanyekan Indonesia  mencapai Net-Zero Emissions (NZE) selambatnya pada tahun 2060.

Untuk mencapai Net-Zero Emissions tidak mudah, memerlukan biaya yang tidaklah murah, dengan tekonlogi yang muktahir disertai dengan kesadaran masyarakat yang tinggi untuk beralih menggunakan produk ramah lingkungan.

Namun demikian tidak sulit sebenarnya, mulai dari hal yang sederhana terlebih dahulu, penggunaan sepeda ketimbang kendaraan bermotor dan penggunaan kendaraan umum ketimbang kendaraan pribadi. Selebihnya penggunaan energi seefektif dan seefesien mungkin seperti mematikan lampu ketika tidak sedang digunakan.

Tapi melatih kebiasaan seperti ini tidak mungkin mudah dan sebentar merubahnya, namun kalau sudah konsisten dan menjadi sebuah kebiasaan, bukan tidak mungkin kita dapat mempercepat Net-Zero Emissions sebelum tahun 2060.

Cara lainnya dengan menanam pohon lebih banyak, tidak merusak ekosistem laut dan cegah deforestasi sedini mungkin agar dapat menangkap dan menampung karbon lebih banyak.

 

Ayo ikut dalam berpartisipasi dalam net-zero emissions 

Dalam mewujudkan Indonesia mencapai net zero emission pada tahun 2060, mari kita mulai dari ruang lingkup yang kecil dan terdekat kita. Mulai dari keluarga, tetangga dan lingkungan sekitar.

Memang kalau dilihat dampak kecilnya tidak akan terasa, tetapi kalau semua yang kecil kompak dan konsisten melakukan pengurangan penggunaan emisi karbon monoksida (CO), karbondioksida (Co2) dan emisi-emisi karbon lainya. Bukan tidak mungkin akan menjadi besar.

Seperti saat ini saya sendiri sudah terbiasa untuk tidak menggunakan plastik sebagai pembungkus belanja, sudah terbiasa membawa tas dari rumah. Lalu sudah mulai sering menggunakan sepeda tidak hanya untuk berolahraga namun untuk transportasi sekitaran rumah, seperti ke pasar,  ke warung. Terakhir menggunakan transportasi massal, seperti KRL atau bus-bus besar.

Sisanya (tugas dan pekerjaan besarnya) berikan kepada instansi terkait dan negara yang akan mengurusi teknologi mutakhir dan biaya yang tidak sedikit.

Saat ini bumi yang kita tinggali sudah semakin panas dan tidak nyaman, lalu apakah ketidaknyamanan ini yang akan kita wariskan kepada generasi selanjutnya.

Untuk Bumi yang lebih baik.

 

 

Sumber rujukan

Apa Itu Net-Zero Emissions atau Nol-Bersih Emisi? (forestdigest.com)

Berapa Umur Bumi yang Kita Tinggal Sekarang? Ini Jawabannya... (netralnews.com)

Efek Rumah Kaca - Pengertian, Penyebab, dan Cara Menanggulanginya - Quipper Blog

 

Kornelius Ginting
Orang Baik Rejekinya Juga Baik

Related Posts

Posting Komentar