SoG4iGVrlm2d0xVc7TbcWuGl8F4PkcCzhtCrmamZ

Mari belajar untuk bersikap Bodo Amat (Part 2)



Ilustrasi dari Pixabay(dot)com
Dihalaman lainnya Mark mengajarkan "jangan mengharapkan suatu kehidupan yang bebas dari masalah, sebaliknya berharaplah akan hidup yang penuh dengan masalah-masalah yang baik” (kata kuncinya masalah yang baik ya).

Bagian lainnya dari buku ini mengatakan, mengapa kita menganggap sesuatu sebagai sebuah kesuksesan atau kegagalan? Bagaimana kita mengukur diri kita? Dengan standar apa kita menilai diri kita dan setiap orang yang ada disekitar?  Tingkat ini yang memerlukan pertanyaan dan usaha yang terus menerus, luar biasa dan sulit diraih. Tetapi justru disini letak pentingnya, karena nilai-nilai yang kita pegang menentukan hakikat permasalahan kita dan hakikat dari permasalahan menentukan kualitas hidup kita. 

Masalah mungkin tidak dapat dielakkan, namun makna dari setiap masalah bisa dikelola. Kita harus mengendalikan makna dibalik permasalahan kita seturut persepsi yang telah kita pilih, seturut standar yang telah kita tentukan untuk mengukurnya.  

Uniknya menurut saya ketika Mark mengambil contoh nyata tentang sebuah nilai keberhasilan dari kegagalan yang diraih. Dua musisi handal yang dibuang dari groupnya tanpa alasan yang jelas, sementara group yamg membuang mereka tetap melesat dengan kesuksesan, dan yang gagal (meskipun akhirnya sukses) tetap merasa gagal. Dave Mustaine, salah satu pendiri Metalica dan dibuang begitu saja lalu berjanji akan membuat band saingan, tarra…. Megadeth pun tercipta. Sementara Metalica berhasil dengan penjulan  album 180 juta kopi sementara Megadeth hanya sebesar 25 juta kopi, toch tetap Dave menganggap itu sebuah kegagalan dan merasa dibuangnya ia dari Metalica adalah awal kegagalan tersebut.

Ilustrasi dari Pixabay(dot)com


Sementara berbeda dengan drumer awal dari group The Beatless, sebelum Ringgo Star masuk adalah Pete Best yang mengisi posisi tersebut tapi karena tidak cocok, serupa dengan Dave ia didepak dari Beatles, depresi berat dialami Pete bahkan hampir bunuh diri. Namun perlahan ia bangkit dan mencoba menata kehidupannya. Ia berhasil mendirikan sebuah group band meskipun tidak setenar The Beatles tapi sudah bertumbuh dan keliling Eropa, dan ia menemukan pasangan hidupnya dan bahagia bersama keluarga dan anak-anaknya. Pete memutuskan bahwa keputusan ia dibuang dari Beatles adalah salah satu keputusan terbaik yang pernah ia alami.

Lihat bagaimana nilai yang dianut seseorang terhadap berhasil atau gagal dalam kehidupan. 

Dan Mark berbagi Nilai sampah yang saya tersadar saya juga terjerembab didalamnya. 
Kenikmatan, kenikmatan adalah tuhan palsu. Penelitian menunjukkan kalau orang-orang yang memfokuskan energi mereka kepada kenikmatan akan berakhir lebih cemas, lebih tidak stabil secara emosional dan lebih tertekan. Kenikmatan adalah bentuk kepuasan hidup yang paling dangkal dan karenanya sangat mudah diraih dan sangat mudah hilang. 
Kesuksesan material, penelitian menunjukkan bahwa begitu seseorang mampu memenuhi kebutuhan dasar mereka, korelasi antara kebahagiaan dan kesuksesan duniawi mereka menjadi nol. Masalah lain yang muncul jika penilaian kita terhadap kesuksesan material terlalu berlebihan adalah bahaya untuk meletakkan nilai ini diatas semua nilai lainnya, seperti kejujuran, anti kekerasan dan kasih sayang. Ketika orang mengukur diri mereka tidak berdasarkan perilaku melainkan oleh simbol status yang mereka kumpulkan, mereka termasuk orang dangkal, mungkin saja mereka adalah orang-orang bangsat.
Selalu benar, orang yang mendasarkan penghargaan diri mereka pada ambisi untuk selalu benar, menghalangi diri mereka sendiri untuk bisa belajar dari kesalahan. Mereka menjadi kurang mampu mengambil sstu sudut pandang baru dan berempati terhadap orang lain. Mereka menutup diri kepada informasi yang baru dan penting.
Akan jauh lebih baik jika kita mengasumsikan diri kita tidak paham dan tidak tahu banyak, ini akan menjaga kita untuk tidak terikat kepada segala bentuk tahayul atau keyakinan yang tak berdasar sekaligus membuat kita tetap berada dalam situasi untuk terus belajar dan tumbuh.
Tetap positif, menurut saya ini sedikit bertentangan dengan point di atas terutama bagian berempati terhadap orang lain.Beberapa orang mengukur hidupnya dari sejauh mana mereka menjadi selalu positif. 
Kehilangan pekerjaaan!! Bagus, ini adalah peluang untuk mengeksplorasi  minat kita. 
Meskipun ada ungkapan, "apapun yang terjadi tetaplah optimis", memang kadang hidup menyebalkan dan hal yang paling sehat untuk dilakukan adalah mengakuinya.
Aneka kegagalan, orang membuat kita kesal, kecelakaan terjadi, hal-hal tadi membuat kita merasa buruk. Dan itu tidak apa-apa. Emosi negatif adalah salah satu komponen kesehatan emosional yang harus ada dan dimiliki (ya atas nama kesehatan saya harus setuju lah, tapi tidak setuju untuk bagian lainnya). Sementara menyangkal sisi negatif sama dengan mengekalkan masalah bukan menyelesaikannya. 



Freud (kayaknya bapak psikologi dech, Sigmund Freud) sendiri pernah berkata, suatu hari ketika kita mengingat masa lalu, tahun-tahun yang penuh jerih payah akan berubah menjadi tahun-tahun yang paling indah.

Dan ini yang membuat mengapa nilai kenikmatan, kesuksesan material, selalu benar dan tetap positif merupakan idealisme buruk bagi kehidupan seseorang, karena sebagian besar momen manusia itu lebih kepada tidak menyenangkan, tidak sukses, tidak dikenal dan tidak positif. 

Sepakat dengan Mark mengenai inti-nya, pastikan kita telah mencengkeram dengan kuat beberapa nilai dan ukuran yang baik  terlebih dahulu, maka secara alami kenikmatan dan kesuksesan akan muncul sebagai hasil akhir yang mengikutinya. 

Nilai-nilai yang baik itu seperti keadaan sehat, kejujuran, inovasi, peka, membela diri sendiri, membela orang lain, penghargaan diri, rasa ingin tahu, amal, kerendahan hati dan kreativitas. Sementara nilai yang buruk tersiri dari keadaan sakit (hidup tidak sehat), dominasi melalui kekerasan atau manipulasi, gonta ganti pasangan, senantiasa merasa senang, selalu menjadi pusat perhatian, tidak mau kesepian, disenangi semua orang, menjadi kaya demi menjadi kaya, mengorbankan hewan hewan kecil untuk dewa-dewa pagan.

Masih ada beberapa hal menarik dibahas Mark. Tapi kan "bodo amat" ya, mau dibahas sampai habis atau berhenti di tengah bukan. Kalau ga kuat mental dan menelan bulat-bulat pesan Mark akan menjadi antipasti terhadap kehidupan dan lingkungan sekitar.

Salam membaca. 


Related Posts
Kornelius Ginting
Orang Baik Rejekinya Juga Baik

Related Posts

Posting Komentar