SoG4iGVrlm2d0xVc7TbcWuGl8F4PkcCzhtCrmamZ

Belajar Leadership Dari Abah (Review Film Keluarga Cemara)

Sumber Gambar Pixabay(dot)com
Yang berbeda dari Keluarga Cemara dahulu dengan sekarang hanya setting dan latar belakang cerita, tapi tetap sama dalam menyampaikan pesan dan gagasan kepada para penikmatnya. 

Bagi saya bahagia itu sederhana kok, pas awal tahun pas ada yang ngajakin nobar. Lah secara filmnya menarik, pokoknya semua film Indonesah itu menarik buat saya asalkan jangan yang horor, yang roman picisan bolehlah, semi action juga masuk lah ini film bergenre keluarga, siapa juga yang nolak.

Nah masalahnyw, pelupanya saya udah masuk kategori semi akut, daftar nobar di tanggal 2 untuk nobar tanggal 3 Januari 2019. Pas jam mau nobarnya malah keasikan main pingpong. Iya main pingpong, padahal reminders udah beberapa kali getar dan pesan di group sudah panjang mengingatkan. 

Beruntungnya lokasi nobar yang berada di kokas tidak berjauhan dengan lokasi saya sendiri, meskipun tidak sepelemparan batu juga sich. Kalau naik gojek butuh waktu 5 sampai 10 menit.

Telat 5 menit, pas film mulai, nyari tempat duduk, ketemu orang kaku, yang satu baris itu dia sendirian, mau minta duduk di sebelahnya atau beberapa bangku dari dia khawatir ada temannya, ditolak mentah-mentah sambil seraya bertanya nomor bangku saya berapa? Siapa juga yang memperhatikan nomor bangku kalau nobar seperti ini, kecuali dia memang sudah booking satu baris itu lain cerita (sebab sampai film selesai, dia tetap sendirian, (bah egois kian kawan inilah ya).

Belum mulai film aja, udah banyak drama yang dilalui ya. Tapi overall setelah menyelesaikan film Keluarga Cemara ada perasaan terhibur, bangga, haru biru lah.



Belakar Leadership dari Sosok Abah.
Lah ini kapan bahas reviewnya?
Hmmm, kalau film negeri sendiri dikasih reveiw lengkap malah nantinya kalian ga nonton, kan kasian para sineas muda berbakat kita, trus artis dan nasib para pemain pendukungnya cemana.

Tapi kalau boleh saya rangkumkan sedikit buat kalen (baca kalian). Kira kira seperti inilah yang dapat saya pelajari dari sosok abah.
  1. Sosok yang sabar dan tetap perduli terhadap sesama.
  2. Pribadi yang pantang menyerah, apapun keadaan yang menghampiri.
  3. Mau mendengar keluh kesah keluarga dan mengupayakan yang terbaik bagi keluarga kecilnya.

Sumber Gambar :  id(dot)bookmyshow(dot)com

Beberapa pesan dari Abah yang berhasil saya tangkap seperti  "Tidak semua yang kita cintai bisa kita dapatkan". Karena Ara tidak bangga dengan nama yang ia miliki, ia ingin berganti menjadi Princess yang disukai semua orang.

Setahu saya dulu yang memerankan abah itu Adi Kurdi, sekarang Ringgo Agusrahman dengan baik menggantikan peran Adi Kurdi sebagai abah. Pun Nirina Zubir, total dalam berakting sebagai emak.

Yang berbeda dari Keluarga Cemara dahulu dengan sekarang hanya setting dan latar belakang cerita, tapi tetap sama dalam menyampaikan pesan dan gagasan kepada para penikmatnya 

Bahkan ada bagian yang membuat penonton sebelah saya tergugu dan terisak, ketika ceu Euis berkata "Semua tanggung jawab abah.. kalau gitu... abah tanggung jawab siapa".

Memang sebagai kepala keluarga leadership abah tidak diragukan dan sudah teruji, tapi ada bagian lainnya yang dia juga harus belajar menyesuaikan diri, memberikan telinga untuk mendengar dan menutup mulut sekejap.

Ilustrasi
Lalu akhir cerita bagaimana? Meskipun tidak bahagia tetapi tidak sedih juga. Sepengamatan mata saya, yang hadir menyaksikan langsung selama 2 jam tersihir dan ikut terbawa suasana alur cerita Keluarga Cemara.

Ada momen geram karena penipuan yang harus dialami Abah, belum lagi kecelakaan yang harus ia terima. Belum lagi penyesuaian-penyesuaian lainnya.

Dari skala 1 (jelek) hingga 5 (terbaik) saya mau berikan film ini skala 5, dan harus kalian saksikan bersama keluarga.

Ada cerita manis dan pesan positif yang diberikan, baik sisi leadership si abah itu sendiri atau sisi tegar dan tangguh yang ditampilkan emak ada juga persaudaraan kakak beradik (Ara dan ceu Euis) atau hangatnya pertemanan (Denis, Rindu, Ima dan lainnya).

Rasa yang ditampilkan juga banyak, ada geram, jengkel, kesal, marah hingga sedih.

So, kalau menyaksikan film Keluarga Cemara, jangan lupa ajak semua keluarga besar dan nikmati kebersamaannya. 

Selamat menyaksikan.
Related Posts
Kornelius Ginting
Orang Baik Rejekinya Juga Baik

Related Posts

Posting Komentar