SoG4iGVrlm2d0xVc7TbcWuGl8F4PkcCzhtCrmamZ

Indonesia Darurat Rokok, Sosialisasi Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2016

Undangan Suarakan Kebenaran
Tidak terbukti sel otak mampu di stimulus kreativitasnya oleh rokok. Memang rokok mampu mengurangi stress tapi masih banyak cara mengurangi stres tidak  melalui rokok.


Saya sendiri baru sadar bahwa tanggal 31 Mei adalah hari Tanpa Tembakau sedunia. Dan Kementrian Kesehatan mengadakan sosialisasi tentang bahaya merokok bersama jajaran instansi dan kementrian lainnya.

Siapa sangka Indonesia sudah sangat darurat dalam konsumsi Rokok, bahkan dunia lainnya menyebut Indonesia sebagai bab smookers terbesar. Miris kan.

Dan hanya sebatas sosialisasi dan penyadaran moral yang dapat dilakukan kementrian Kesehatan dan kementrian terkait. Kaena bukan sebuah perkara mudah untuk menutup langsung Indusri Tembakau.

Mengambil lokasi di Gedung Graha Bakti Budaya TIM, tempat “kongkow” para pegat seni, Kemenkes mengadakan Diskusi tentang ringan hangat dan berbobot tentang Bahaya Rokok.

Tidak tanggung Mc-nya sendiri diambil dari kalangan Profesional yang handal Ira Koesno (mantan News Anchor di SCTV) dan Dr. Lula Kamal Praktisi dan pemerhati masalah kesehatan.

Acaranya sendiri dijanjikan mulai pada pukul 9.00 pagi, tapi terkendali situasi yang hadir sedikit mundur hingga ke pukul 10.00 WIB.

Tidak berbeda jauh dengan acara yang biasa diadakan instansi lainnya, sambutan dan nasehat dan kata pengantar menjadi sebuah tradisi penghangat suasana, pemanasan sebelum diskusi berlanjut ke jenjang berikutnya.


Kementrian Kesehatan
Kementrian Kesehatan sendiri melalui Direktur pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular memaparkan laporannya sebagai berikut.

Sudah dilakukan beberapa kegiatan positif demi menolak menjadi target perokok bagi generasi muda. Salah satunya adalah dengan talkshow di sekolah.

Salah satunya juga adalah dengan diadakannya diskusi bersama ibu Menteri kesehatan. Dengan mengangkat tema  Jangan bunuh dirimu dengan candu rokok.

Berdasarkan sebuah survey, di Indonesia 67% perokok laki-laki, sementara  2,7 %nya adalah wanita dan untuk perokok wanita Indonesia adalah yang terbanyak di dunia. Global Adult Tobbaco Survey.

Dr. Lula Kama sendiri menginformasikan ada 3 jenis adiksi yaitu Narkoba, Alkohol dan Tobacco. Dan negara kita termasuk yang darurat untuk narkoba dan rokok. Sementara Narkobba dan Alkohol sudah ada larangan untuk dikonsumsi. Berbeda dengan Rokok yang selain murah dapat ditemukan Diana saja. Iklannya pun masive dan kreatif.

Informasi lainnya adalah setiap 5 pelajar SMP 1 di antaranya adalah perokok. Dan ini adalah tambang emas bagi produksi rokok.

Dokter Lula juga menambahkan bahwa Nikotin hanya butuh waktu paruh 2 jam untuk kemudian "nagih" kembali. Dan bahaya Nikotin tidak hanya yang terhisap saja, melainkan yang melekat di tubuh juga berbahaya baik bagi diri sendiri dan orang sekitar.

Asap rokok pun menimbulkan masalah hingga yang teringan adalah menimbulkan ketombe.

Bukan tanpa alasan Graha Bakti di TIM digunakan sebagai tempat talkshow ini. TIM gudangnya seniman dan pastinya rokok sudah menjadi sahabat akrabnya. Semoga seniman dan para pegita seni juga sadar akan bahaya laten dari rokok.

Tidak terbukti sel otak mampu di stimulus kreativitasnya oleh rokok. Memang rokok mampu mengurangi stress tapi masih banyak cara mengurangi stres tidak  melalui rokok (kalau saya biasanya makan cokelat)

Duta anti Rokok

Pemprov DKI
Bahkan Pmprov DKI juga hadir dan memberikan sambutannya. Pak Fatahilah perwakilan dari Basuki Purnama. Mengatakan peringatan hari tanpa tembakau sedunia, kegiatan ini dapat membuat aksi yang melindungi kita dari bahaya merokok.

Asap rokok berpotensi terhadap penyakit  kanker, jantung koroner hingga impotensi dan tubercoloosis.

Siapa sangka Perokok yang masih anak-anak terus bertambah setiap tahunnya.  Jika ini berlanjut dapat masuk ke dalam perilaku yang lebih buruk seperti penggunaan narkoba dan penyimpangan lainnya.

Generasi muda harus diselamatkan dari bahaya merokok salah satunya dengan menerapkan undang-undang yang terkait dengan pelarangan merokok.

Pemprov sendiri sudah mengeluarkan regulasi Perda 2 tahun 2005 tentang pencemaran udara dan masih ada beberapa lainnya. Pergub 50 tentang kawasan dilarang merokok, dan melibatkan instansi terkait untuk melakukan pengawasan dan pengendalian di wilayah Jakarta.

Contoh nyata saja  di angkutan umum tidak boleh merokok, tapi tidak dipungkiri masih ada beberapa pelanggaran, segera laporkan jika menemukan pelanggaran.

Perda yang sedang di “godok” adalah KTR kawasan tanpa rokok yang sedang diteliti dan dipelajari di DPR.

Partisipasi dari pihak lain sangat dibutuhkan mulai dari masyarakat, sekolah dan lainnya untuk melakukan fungsi pengawasan.


Kementrian Kesahatan menambahkan dalam sambutannya. Nawacita sendiri sudah ada program yang sejalan dengan Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) sudah saatnya menyuarakan kebenaran tentang bahaya rokok. Mau untuk menghentikan budaya dan kebiasaan merokok.

Data prevalensi perokok 20 tahun terakhir meningkat tajam, sangat memprihatinkan sekali.

Bahkan wanita di Indonesia menduduki peringkat pertama tertinggi untuk perokoknya. Sementara tembakau juga sangat berbahaya bagi janin pada dasarnya.

Kebiasaan rokok plus kebiasaan buruk lainnya akan semakin meningkatkan resiko 2-4 kali terserang jantung koroner.  Himbauan menteri kesehatan sendiri  agar menjauhi kebiasaan merokok demi masa depan bangsa yang berkualitas. Penurunan kualitas anak bangsa salahsatunya dari konsumsi rokok.


Tepat pukul 11.00 Acara diskusi benar-benar dimulai Narasumber diundang untuk memberikan ide dan gagasannya kepada masyarakat yang hadir.  

Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah diwakili oleh Pak Hamid Muhammad

Perwakilan Mentri pembedayaan perempuan ibu Rohika

Dokter Suwirsang perwakilan DPR

Pak Subuh  perwakilan dari Kemenkes menyatakan kenapa Tema yang diangkat adalah  Suarakan Kebenaran. Karena dampak rokok sudah sangat berbahaya. Konsumsinya juga sudah parah sekali.

Menyampaikan kebenaran di NKRI lumayan sulit dan sebuah kenyataan yang pahit. Nah sekarang saat yang tepat untuk menyuarakan kebenaran untuk menyampaikan suatu fakta dan evidence bahwa rokok sangat berbahaya.

“Kebenaranya yang mana yang mau disuarakan? Apakah rokoknya?” Timpal dokter Lula Kamal.

Dampak buruknya yang paling utama harus kita suarakan. Tidak hanya kalangan remaja saja tapi semua kalangan.

Fakta dilapangan itu dana 11,8 T untuk iklan rokok. Dana kesehatan kita saja jauh dibawahnya seperlimanya. Miris bukan.

Pendapat pak Hamid Dirjen Pendidikan Dasar juga prihatin bahwa kira-kira 3 juta siswa yang terdampak rokok.

Rokok menurunkan fungsi otak dan menurunkan fungsi kecerdasan dan akan menghambat prestasi anak menurun .

Pihak Dirjen sendiri sudah menetapkan larangan untuk sekolah dasar diantaranya adalah :
  • · Larangan merokok harus jadi aturan yang diterapkan.
  • ·  Larangan untuk meletakkan iklan Rokok disekolah.
  • ·  Dilarang  menerima bantuan dari produsen rokok.
  • ·  Dilarang menerima beasiswa dari  industri rokok.

Narasumber Suarakan Kebenaran

Perwakilan dari kementrian pemberdayaan perempuan. Ibu Rohika ikut menyuarakan bahwa perlunya pemahaman ketahanan keluarga sebagai sebuah hal yang penting. Banyak kelompok miskin yang juga pengeluaran terbesarnya adalah rokok. Bahkan lanjutnya “Perempuan perokok lebih galak dari pria yang perokok.”

Dokter Suwirsang  merupakan perwakilan DPR yang berwenang membuat deregulasi di komisi 9 tentang kesehatan dan tenaga kerja mengatakan pendapatnya bahwa  setiap masa reses ia sangat miris, masyarakat miskin sangat suka terhadap rokok yang akhirnya menelantarkan anaknya.

Ia mengambil contoh, pendapatan per hari 30 ribu, dan untuk rokok 2 bungkus dan sedikit untuk keluarganya sementara dia mengeluhkan kenapa biaya kuliah tidak gratis.

Baru komisi 9 yang mengerti bahayanya rokok. Sementara komisi yang lain cukup mengerti tapi tidak perduli.

Lalu apa yang akan kita lakukan? Salah satunya memotivasi instansi terkait. Salah satunya adalah mendekati kepala daerah agar KTR berjalan dengan baik.

Buat komitmen bersama, strong leadership. Bagaimana kita menginformasikan bahaya rokok.

Tidak hanya masing-masing kementrian yang jalan. Tapi semuanya harus jalan berbarengan.

Regulasi tegas yang tidak abu-abu. Sangat sulit jika tidak ada regulasi yang tegas.

Ibu Rohika menekankan keprihatinnya terhadap anak yang meniru dari lingkungan sekitar yang merokok.

Sayangnya karena terbatasnya waktu ruang tanya jawab dibatasi. Beberapa yang berhasil saya rangkum.

Q. Slogan merokok mati, tidak merokok mati lebih baik merokok sampai mati apa pendapatnya?

Q. Kepala sekolah Menteng bertanya dan sudah berhenti merokok. kenapa “ngga” dibuat mahal saja harganya agar tidak dijangkau anak.

Pesan pak Suwirsang mengajak untuk meratifikasi undang-undang yang ada dan lebih pro kepada kesehatan

Pak subuh sendiri lebih kepada mau menyampaikan suatu kebenaran bahwa asap rokok sangat berbahaya. Bersama masyarakat mencoba merubah paradigma bahwa tidak.merokok itu jauh lebih sehat.

Kematian adalah suatu kepastian tapi kalau bisa kematian jangan karena kesakitan ataupun kecacatan akibat rokok salah satunya.
Semua yang berhubungan dengan kecanduan, masyarakat harus ikut bertanggung jawab.

Lalu masih berani untuk Konsumsi Rokok?
Oke, nanti kita lanjutkan dengan detil bahaya dari merokok itu sendiri 


#bahayarokok











Related Posts
Kornelius Ginting
Orang Baik Rejekinya Juga Baik

Related Posts

8 komentar

  1. Harusnya memang lebih tegas dalam penanggulangan rokok, karena menurut saya sudah taraf akut dan mengganggu lingkungan sekitar

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah.. Sepertinya Ketegasan itu yg sulit di negara kita mba Sithie.. :)

      Hapus
  2. Ketegasan dan konsistensi dalam menanggulangi masalah rokok masih kurang. Tapi untuk saya pribadi, alhamdulillah sampai saat ini bisa bertahan untuk tidak merokok.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah.. Keren mas timur.. Sampai sekarang bisa bertahan ngga merokok :)

      Hapus
  3. Rokok ini memang sangat menggangu sekali buat saya. Maka dari itu perlu sekali ketegasan, supaya masalah rokok bisa segera terselesaikan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah kayanya Ketegasan itu yang masih kurang mba liswanti..

      Masih kalah dengan hitung2an keuntungan dari tembakau itu sendiri.. :)

      Hapus
  4. Kayaknya masalah rokok ini harus tanggung jawab bersama ya, pemerintahnya harus tegas, masyarakatnya juga harus sadar bahaya rokok jadi bisa mengurangi syukur-syukur wes ga usah rokokan sekalian.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang harapannya masyarakat yang semakin sadar ... ketimbang mengharapkan ketegasan dari pemerintah :)

      Hapus
Untuk Sementara Pesan di Moderasi....
Menghindari Beberapa konten2 yang negatif ...
Berfikir yang Baik dan tinggalkan jejak yang baik..
Terima kasih