SoG4iGVrlm2d0xVc7TbcWuGl8F4PkcCzhtCrmamZ

3 Hal Tentang Komitmen Kristiani

Ps. Jeffrey Rahmat


Masih tetap memilih untuk berkebaktian dari rumah saja masih melalui youtube. Iya kebaktian secara online masih menjadi pilihan terbaik. Memilih kebaktian di JPCC dilayani oleh Ps Jeffrey Rahmat. Minggu awal Agustus akan membahas tentang  komitmen.

 

Mengambil dari kitab Lukas 9 ayat 23 yang dijadikan ayat pembuka, “Kata-Nya kepada mereka semua: ”Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.

 

Nah lo, mengikut Yesus sebagai Juruselamat bukan perkara mudah, harus mau memikul Salib dan menyangkal diri, namun Ia berjanji tetap akan menemani.

 

Ditengah pandemi yang masih melanda, sebagai seorang kristiani kita dituntut untuk berempati dan lebih perduli terhadap lingkungan. Pandemi berdampak, ada yang kehilangan pekerjaan yang lain bahkan kehilangan keluarga. Beberapa yang tidak beruntung kehilangan keduanya.

 

Mengutip dari kitab Amsal 17:17 TB “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.

 

 

tentang komitmen

Berkomitmen dalam menjalani kehidupan.

Ps Jeffrey Rahmat membuka pesan khotbah dengan pesan bahwa kebanyakan orang saat ini mengetahu kebenaran. Tetapi lupa bahwa tahu kebenaran bukan berarti melalukan kebenaran. Tahu dan melakukan adalah sebuah hal yang berbeda.

 

Membahas tentang komitmen, komitmen adalah karakteristik orang yang memiliki keteguhan hati dari apa yang diinginkannya. 

 

Maka harus dipikirkan baik-baik sebelum memutuskan untuk berkomitmen. 

 

You can not achieve greatness without commitment.

 

Contoh komitmen yang sering kali kita dengan adalah pernikahan. 

Komitmen kita harus lebih besar dari perasaan kita.  Karena menikah bukan masalah perasaan, sebab perasaan dapat berubah turun dan naik. Namun komitmen adalah alasan untuk tetap terus bertahan. Jadi kalau ada orang yang bilang bahwa ia memilih berpisah karena sudah tidak ada rasa, yang benar adalah ia lebih dahulu kehilangan komitmennya. 

 

Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana. Amsal 24:16 TB

 

Tingkat komitmen seseorang menunjukkan tingkat kedewasaan seseorang. 

 

Latihan dahulu untuk mengambil komitmen kecil dan berhasil. Baru beranjak ke komitmen besar. 

 

Belajar mengenai komitmen, sosok Rut dalam kitab Rut 1 : 1-10 adalah sebuah praktek nyata. Bercerita tentang komitment Rut terhadap Naomi (mertuanya). Suami Rut  sudah meninggalkan ia terlebih dahulu namun Rut memilih tetap hidup bersama mertuanya.

 

Padahal Rut mempunyai pilihan untuk meninggalkan Naomi mertuanya dan Naomi juga menawarkan pilihan tersebut.  Rut memilih komitmen untuk tidak akan meninggalkan Naomi.

 

Kisah berlanjut Rut dan Naomi beranjak pergi ke Betlehem. Disanalah mereka bertemu Boas. Siapa sangka Boas masih kerabat dengan Naomi dan pada akhirnya Boas mengambil Rut sebagai istri.

 

Ujung komitmen Rut kepada Naomi membuahkan pertemuan dengan Boas, perkawinan mereka melahirkan Obed, dan memiliki keturunan  Isai yang merupakan ayah dari Daud.

 

Dari komitmen Rut,  membuat ia memiliki berkat keturunan sampai kepada Yesus Kristus Juruselamat yang kita kenal sekarang.

 

tentang komitmen


3 Komitmen penting yang harus dipegang.

1. Komitmen untuk mengikut Tuhan dengan segenap hati. Mengenal Dia yang membayar lunas dosa manusia.  Komitmen Tuhan kepada kita tidak perlu dipertanyakan, Ia memegang komitmen sampai disalibkan menebus dosa. Apapun alasan dan apapun yang melanda hidup kita saat ini, berkomitmen mengikut Tuhan dengan segenap hati adalah sebuah keharusan.

2.  Komitmen untuk menjadi yang terbaik dari diri kita sendiri. Untuk mengeluarkan potensi perlu komitmen. Talenta saja tidak cukup, untuk mencapai hal luar biasa memerlukan komitmen. Tidak ada hal hebat dapat dicapai jika kita santai saja, tetap berada di zona nyaman. Atlet akan berlatih lebih lama dan lebih keras dan berkomitmen agar berhasil. Miliki  komitmen untuk mengasah dan mengeluarkan potensi terbaik yang sudah Tuhan berikan kepada kita.

3.  Komitmen untuk membangun keluarga yang sehat. Mulai dari menjadi pasangan yang berkomitmen. Menjadi suami/istri yang memiliki komitmen untuk menjadi suami/istri yang terbaik bagi keluarga, komitmen menjadi ayah/ibu terbaik bagi anak-anaknya. 

Melakukan ketiga komitmen diatas dengan hal-hal kecil yang hadir dalam hidup dan konsisten menjalaninya praktis akan menjadikan kita pribadi yang baik, berkualitas dan berkenan kepada Allah Tuhan kita yang hidup.

 

Mari menjadi pelaku firman Tuhan, tidak hanya sebagai pendengar saja.

 

Amin.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Related Posts
Kornelius Ginting
Orang Baik Rejekinya Juga Baik

Related Posts

Posting Komentar