SoG4iGVrlm2d0xVc7TbcWuGl8F4PkcCzhtCrmamZ

Yu Gwan Sun, Pejuang Wanita Korea Selatan (Film A Resistance Tahun 2019)

 Lock Down

 

Pandemi belum selesai, malah semakin mengganas. Namun tetap tenang, jangan panik. Tetap batasi aktivitas diluar rumah dan tetap dengan protokol kesehatan yang ketat. Ditambah dengan doa yang kuat semoga bangsa kita mampu melewati pandemi ini dengan baik.

Memang sih beraktivitas dari rumah lama kelamaan akan membosankan selain karena manusia ditakdirkan menjadi mahluk sosial, juga karena keterbatasan gerak selama dirumah dan keterbatasan-keterbatasan lainnya. 

Namun sekarang pilihan kita tidak banyak selain patuh untuk melaksanakan PPKM darurat. Demi kesehatan semua, mau tidak mau MEMATUHI PERATURAN ADALAH JALAN TERBAIK.

Agar tidak bosan dan tetap waras selama beraktivitas dari rumah, memilih kegiatan yang menyenangkan hati adalah salah satunya. Beberapa memilih bercocok tanam, memelihara binatang kucing, anjing, burung dan sejenisnya) membaca buku hingga menyaksikan film-film kesukaan. Saya sendiri memilih dua yang terakhir, membaca dan memilih menyaksikan beberapa film kesukaan sebagai pemecah kepenatan dan kebosanan.

Seperti kemarin malam, menyaksikan berita di televisi nasional membuat tengkuk bergidik, korban semakin bertambah. Sementara kerabat dan teman satu persatu mulai terpapar dan bertumbangan. Saat ini yang hanya bisa saya lakukan adalah mengirimkan doa terbaik untuk kesembuhan yang terpapar dan kesabaran serta kekuatan bagi tenaga-tenaga kesehatan kita.

Suntuk pastinya, ya sudah saya memutuskan untuk menyaksikan sebuah film yang diambil acak, perduli bagus atau tidak, memilih secara acak untuk keluar dari kepenatan berfikir  sepertinya adalah pilihan terbaik.

A resistance Tahun 2019, Satu Lagi Film Mengenai Perjuangan Wanita Melawan Penjajahan.

Pilihan film saya jatuhkan kepada a resistance tahun 2019, sekilas dari judulnya awalnya saya pikir ini akan bercerita tentang wabah, salah besar. A resistance tahun 2019, bercerita tentang kegigihan, perjuangan dan perlawanan untuk merebut kemerdekaan.

Kalau Indonesia memiliki sosok Kartini dan Cut Nyak Dien, maka Korea Selatan memiliki tokoh perjuangan Yu Gwan Sun, ia adalah sosok sentral dari film A Resistance.

Rupanya Jepang tidak hanya menjajah dan kejam terhadap Indonesia, bahkan sebelum datang ke Indonesia, Jepang sudah menjajah Korea Selatan terlebih dahulu.

Diceritakan Yu Gwan Sun, wanita yang berpendidikan dan berasal dari keluarga yang cukup terpandang. Dengan latar belakang agama kristen dan tingkat pendidikan yang baik dan juga berasal dati tingkat ekonomi yang cukup, membuat Yu Gwan Sun dapat mengenyam pendidikan.

Namun siapa sangka di usianya yang masih belia 17 tahun, ia menyaksikan dengan kepala sendiri ketika melakukan demonstrasi damai terhadap pendudukan Jepang, ayah dan ibunya dibunuh.

Ini yang membuat ia meradang dan melawan dengan keras.

Film A Resistance 2019 yang berlatar belakang tahun 1919-1920 disajikan dalam bentuk layar hitam putih, untuk menambah kesan bersejarah dan mendapatkan kesan dramatis. Tetapi ditengah film diselipkan juga bagian yang berwarna yang menceritakan keharmonisan keluarga Yu Gwan Sun, selebihnya kembali hitam putih.

Karena demonstrasi dan perlawanan kepada penjajah Jepang membuat Yu Gwan Sun ditahan, Namun dendam dan sakit hati yang terlalu mendalam segala siksa mampu ia tahan bahkan Yu Gwan Sun mampu membangkitkan semangat perlawanan dari dalam penjara.




Yu Gwan Sun


 

Kejamnya Penjara Jepang.

Rupanya kekejaman Jepang sebagai penjajah tidak hanya bangsa kita saja yang alami, Korea Selatan juga. Bayangan satu sel kecil, saya tebak sekitaran 4x4 Meter persegi, diisi penuh dengan tahanan. Untuk berdiri saja sudah penuh sesak. Alhasil ketika mendapatkan posisi duduk menjadi sebuah kenikmatan tersendiri.

Belum lagi penyiksaan-penyiksaan lainnya, mulai dari jatah makanan yang sedikit, hingga buruknya fasilitas buat para tahanan. Ditambah proses interogasi orang Jepang, pada masa itu masih mengandalkan kekerasan fisik, intimidasi melalui perkataan. Pastinya jika tidak memiliki mental kuat akan mudah putus asa, lelah dan berujung kematian.

 

Semangat Yu Gwan Sun

Hanya semangat yang ia miliki, demi melihat teman-teman satu selnya yang putus asa. Ia coba kembalikan semangat itu. Meskipun diawal masuk penjara, Yu Gwan Sun juga patah arang.

Perlawanan yang Yu Gwan Sun bangun bersama teman-teman satu selnya bukan perlawanan mengangkat senjata. Ia memilih untuk bernyanyi bersama yang pada akhirnya berujung pada semua sel penjara menjadi ikut bernyanyi.

Hal ini yang mengganggu penjaga sipir dan pemerintah Jepang, bukan perlawanan dengan senjata, namun perlawanan dengan nyanyian. Dan membuat Yu Gwan Sun dipisahkan dan dihukum lebih berat.

Dalam hukuman Yu Gwan Sun sempat mencari tahu keberadaan abang laki-lakinya yang dipenjara didalam sel pria.

Kembali semangat Yu Gwan Sun tumbuh, demi mendengar saudara laki-lakinya masih hidup.

Bahkan ia memilih untuk dapat bekerja di penjara demi mendapatkan informasi lebih baik tentang abangnya serta tanggal diluar. Yu Gwan Sun akan memperingati satu tahun kematian orang tuanya, kalau di film resistance 2019 diterjemahkan kematian orangtuanya 1 April (protes damai berskala besar) namun wikipedia mencatat 1 maret 1920.


Yu Gwan Sun


Tibalah tanggal 1 tersebut, kembali Yu Gwan Sun dan teman satu sel bernyanyi kuat-kuat bahkan kali ini nyanyian mereka menembus hingga ke penjara pria dan membuat seluruh penjara bernyanyi akan kebebasan Korea Selatan.

Sayangnya nasib baik belum berpihak kepada Yu Gwan Sun, kaisar Jepang memberikan pengurangan masa hukuman tapi tidak buat Yu Gwan Sun. Ia tetap tinggal dalam penjara, di interogasi, di siksa.
Namun tidak mengurangi semangat perlawanannya Yu Gwan Sun terhadap penjajah Jepang.

Bahkan dalam sebuah tulisannya ia berujar, “Jepang akan Kalah”

“Bahkan jika kuku saya robek, hidung dan telinga saya robek, kaki dan lengan saya hancur, rasa sakit fisik ini tidak sebanding dengan rasa sakit karena kehilangan bangsa saya….. satu-satunya penyesalan saya adalah tidak dapat berbuat lebih dari mendedikasikan hidup saya untuk negara.” Yu Gwan Sun.

 


FILM
Ilustrasi Film Dari Pexel dot com 

 

***

Penjajahan selalu meninggalkan cerita sakit, penderitaan hingga kematian namun tidak dapat dipungkiri melalui penjajahan juga hadir sosok patriotik, sosok pahlawan yang akan dikenal sepanjang zaman.

Namun benar adanya seperti yang tertulis dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Republik Indonesia “bahwa kemerdekaan itu adalah hak setiap bangsa, maka penjajahan diatas muka bumi harus dihapuskan.”

A resistence yang berdurasi 105 menit, akan sangat membosankan bagi kalian yang terbiasa menikmati film bergenre action. Jangan harap ada adegan komedi didalamnya.

Bayangkan kalian sedang menyaksikan sebuah film dokumenter sejarah perjuangan sebuah bangsa, bedanya kalli ini dikemas dalam bentuk visual yang lebih baik.

 

***

Tetap sehat dan tetap semangat ya, sampai kita semua dapat melewati masa pandemi dengan baik. Yang sedang terpapar dan berjuang untuk sembuh, jangan putus semangat tetap berdoa dan berusaha yang terbaik. Sementara yang tidak terkena, mohon protokol kesehatannya tetap ketat, jauhi kerumunan, gunakan masker, jaga jarak dan sering-sering mencuci tangan.

Kiranya Tuhan memberkati bangsa Indonesia dan membuat kita semua dapat bertahan hingga semua pandemi usai

 

 

Related Posts
Kornelius Ginting
Orang Baik Rejekinya Juga Baik

Related Posts

Posting Komentar