SoG4iGVrlm2d0xVc7TbcWuGl8F4PkcCzhtCrmamZ

Baraya Oh Baraya

Meja Pelayanan Salah Satu Counter Baraya Bandung
Nyesel sebenarnya, seandainya saya cerdas sedikit saja dan mau menggunakan Baraya jam 10 tadi pasti sampai di Sarinah jam satu siang, naik gojek sebentar udah sampe Cikini. Lah ini nunggu yang benar-benar ke Cikini, memang sich drivernya jago, berangkat jam 1 siang sampe jam 4, selip sana-sini, canggih lah.

Dalam setiap postingan tentang Bandung salah satu yang selalu guwe tekankan itu, "Bandung selalu punya cerita", seperti kunjungan beberapa waktu lalu. Mengapa demikian, pastinya kalian akan bertanya-tanya? dan guwe akan selalu ngakak kalau ingat cerita dan kejadian ini. 

Ya sudah, tugas sudah selesai, jadi kita sudah bisa balik ke Jakarta dan ke keluarga masing-masing, begitu ucapan big bos kemarin malam. Masalah yang muncul itu, ketika elo ke Bandung ga bawa kendaraan sendiri, trus berangkat dan pulangnya serba dadakan. Iya, kalau hari biasa kereta masih bersahabat untuk digunakan dadakan. Nah kalau weekend tiba, jeng-jeng, kereta bukan pilihan yang menarik, tapi kalau ga ada pilihan lain dan sudah terbiasa dengan kereta, palingan kalian akan bermain di jam keberangkatan dan harga.


Nah guwe yang memiliki teman dari berbagai macam latar belakang (lebay ya), sekaligus blogger juga kan banyak bertanya dan mencari informasi dan memutuskan transportasi mana yang murah dan cepat serta terpercaya untuk tiba di Jakarta. Yaelah, gampang jawabnya pake Bus Pariwisata yang langsung tujuan jakarta. Secara kalau Bus Umum guwe belum pernah nyoba dan khawatir berhenti-berhenti di terminal atau ga ngetem yang nantinya akan membuat waktu jadi lama. 

Buka aplikasi google (terimakasih kepada kalian yang menciptakan aplikasi google, sangat membantu), pilihan untuk harga murah dan jam keberangkatan bervariatif pilihan jatuh ke Bus Baraya. Bos guwe berbaik hati nganterin ke salah satu pool Baraya di Bandung, sekitaran belakang museum geologi. 

Pengunjung sudah ramai, jam menunjukkan waktu pukul 09.00 wib, petugasnya juga ramah menanyakan tujuan ke Jakarta dimana, Cikini jawab saya mantab. Hmm, ada di jam 11 pak, mau nunggu atau mau coba  ganti bus lain (kerenkan nawarin competitor mereka). Melihat banyaknya armada bus mereka  saya yakin nunggu ajalah,.

Salah Satu Armada Bus Baraya
Dilalanya (bahasa apa ya dilala itu) atau anehnya, saya masih bergeming ketika bus baraya yang datang dan pegi menawarkan tujuan mereka ke Jakarta, mulai dari yang ke Sarinah, Sudirman, Cibubur dan masih ada 2 tempat lainnya. Saya masih bertahan untuk menunggu dengan tujuan Cikini. Sementara si petugas juga ga menyarankan untuk mengambil tujuan lain selama itu ke Jakarta, dia malah manyarankan untuk menggunakan bus lainnya. 

Padahal jam 10 pagi itu ada tujuan Jakarta ke Sarinah, 30 menit berikutnya ke Sudirman begitu seterusnya sampai saya dapat info yang ke Cikini masih tertahan di tol dan akan berangkat sekitar jam 12 siang (delay 1 jam).

Nyesel sebenarnya, seandainya saya cerdas sedikit saja dan mau menggunakan Baraya jam 10 tadi pasti sampai di Sarinah jam satu siang, naik gojek sebentar udah sampe Cikini. Lah ini nunggu yang benar-benar ke Cikini, memang sich drivernya jago, berangkat jam 1 siang sampe jam 4, selip sana-sini, canggih lah.

Tapi namanya pengalaman, memang guru yang mahal dan akan membuat saya terkenang. Kali ke dua saya ga mau kecolongan. Saya bertanya atau mencari tahu Baraya ke Jakarta lewat mana saja, perduli nanti tujuannya di Jakarta ke mana, dipikirkan sampe di Jakarta aja dulu. 

Tapi kalau santai-santai ga buru-buru menggunakan Bus Travel selain Kereta adalah pilihan yang menurut saya baik. Waktunya terukur dan menyenangkan, tapi ya gitulah, ada plus dan minusnya.

Nikmati sajalah....



Related Posts
Kornelius Ginting
Orang Baik Rejekinya Juga Baik

Related Posts

Posting Komentar