SoG4iGVrlm2d0xVc7TbcWuGl8F4PkcCzhtCrmamZ

Belajar Tentang Arti Sebuah Pengorbanan (Jumat Agung 2019)

Sumber gambar. kalitim(dot)tribunews
Sederhananya yang menentukan kerelaan seseorang untuk berkorban adalah NILAI. Kita tidak akan mau berkorban jika kita tidak memberikan Nilai yang tinggi pada sesuatu atau sebuah hal itu. 

Jumat Agung diperingati hampir seluruh umat kristiani dimuka bumi sebagai wafatnya Yesus Kristus, tapi hanya sedikit yang paham akan arti pengorbanan yang coba Yesus sendiri ajarkan melalui kayu salib. 

Jakarta Praise Community Church (JPCC) salah satu gereja terbesar yang mengadakan kebaktian di pusat perbelanjaan Kota Casablanka setidaknya bersamaan dengan tema mereka bulan ini yaitu belas kasih bertepatan dengan jumat agung yang kita rayakan. 

Pengorbanan
Belajar mengenai Pengorbanan atau sacrifice, ada kisah disebuah perjamuan, dan tiba-tiba muncul bau harum minyak Narwastu yang diurapi ke kepala Yesus. Waktu itu ada yang mencibir atau gusar bahkan ada yang nyinyir dan memandang ini pemborosan kenapa tidak diberikan uangnya kepada orang miskin.

Banyak dari kita merasa bahwa terkadang kitalah yang mengambil porsi besar dalam sebuah pengorbanan atau tidak mungkin juga kita menjadi sosok yang suka gusar seperti kisah diatas. Untuk paham kisah ini, si wanita memiliki alasannya sendiri. 

Padahal sederhananya yang menentukan kerelaan seseorang untuk berkorban adalah NILAI. Kita tidak akan mau berkorban jika kita tidak memberikan Nilai yang tinggi pada sesuatu atau sebuah hal itu. 

Sumber gambar kaltim(dot)tribunews

Bagi wanita kisah diatas, pribadi Yesus itu luar biasa bahkan kurang jika dibandingkan dari minyak Narwastu yang ia berikan. 

Untuk lebih mengenal kisah wanita itu ada tertulis didalam  Yohanes 12:3 (TB)  Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu. Maria tahu bahwa kalau Yesus datang lebih awal maka ia yakin saudaranya tidak akan meninggal. Ia sangat yakin dan kenal dengan Tuhan Yesus (menurut pengetahuan dan pengalamannya).

Lalu siapa sosok yang nyinyir itu? Kelihatan bijak padahal ia (Yudas) sedang menyembunyikan kecintaannya terhadap uang bukan kepada sosok Yesus.

Siapakah diri Yesus bagi kita?  Banyak yang belum paham arti pengorbanan Yesus di kayu salib (termasuk saya).  Sebelum kita paham benar akan kematian Yesus di kayu salib, pengorbanan Yesus hanyalah sebuah cuplikan sejarah. Dan Maria mengenal lebih sosok Yesus itu sehingga ia berani melakukan dan memberi lebih.

Contoh pengorbanan berikutnya adalah Sosok Abraham yang menunggu lama untuk memperoleh anak yang bernama Ishak. Kalau kita baca sekarang dan tahu kisah akhirnya memang akan kurang gregetnya. Bayangkan keadaan Abraham kala itu, emosi yang dirasakan Abraham.

Karena Abraham kenal dengan Tuhannya, meskipun Abraham sudah berusia uzur, Sara bahkan sudah mati haid, tidak mungkin untuk memiliki keturunan. Faktanya Abraham diberikan keturunan dan ketika Tuhan meminta anaknya sebagai korban persembahan, imannya sudah terbentuk (kalau saya masih sulit dan belum paham) maka Abraham tidak ragu untuk memberikan anak satu-satunya kepada Tuhan. 


Belas kasihan tidak akan bergerak kalau perspektifnya hanya mengenai diri sendiri.
Markus 8:34-36 (TB)  Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya.

Ada kutipan dari Martin lurher, ia mengutip kisah Samaria yang menolong orang terluka (Yahudi) dijalan. Orang Yahudi tidak dekat dengan orang Samaria, namun ia memutuskan untuk menolongnya. Semetara seorang Imam dan Seorang Lewi ketika melalui jalan yang sama dan bertemu dengan korban tadi, hanya melewatinya saja.



Mengapa Imam dan  orang lewi yang lewat tidak menolong tapi kenapa orang Samaria itu yang mau menolong.  Karena Imam dan Orang Lewi berfikir jika saya tolong apa yang terjadi buat saya. Sementara orang Samaria, kalau tidak saya tolong apa yang terjadi dengan dia (orang yahudi) dan ini bagian yang teramat sulit. 

Kalau kita hanya memikirkan diri kita sendiri konsep belas kasihan tidak akan berjalan berhasil. 

Selamat menikmati Jumat Agung Kawan

Related Posts
Kornelius Ginting
Orang Baik Rejekinya Juga Baik

Related Posts

Posting Komentar