SoG4iGVrlm2d0xVc7TbcWuGl8F4PkcCzhtCrmamZ

Balada Polantas di Jakarta

Sumber Gambar
Judul diatas sebenarnya terlintas begitu saja terlebih ketika menyaksikan seorang petugas kepolisian, terutama yang bertugas dilapangan untuk mengatur ketertiban lalu lintas.

Yup, Polantas atau yang biasa akrab ditelinga kita dengan sebutan Polisi Lalu Lintas. Beberapa fungsinya adalah mengurai kepadatan lalu lintas terutama didaerah-daerah tertentu dan di jam-jam tertentu. Yang lainnya adalah melakukan penindakan terhadap para pelanggar rambu lalu lintas. Bisa dibayangkan kalau tidak ada para Polantas di jalanan seputaran Jakarta. Pastilah terjadi kemacetan dimana-mana.

Sebenarnya dibalik tugas mulia Polantas untuk mengatur lalu lintas masih ada segelintir oknum yang menyalahgunakan jabatan dan wewenang yang diberikan kepadanya. Masih ingat tentunya pelanggar dilarang memutar di Bundaran Hotel Indonesia yang memberikan “sumbangannya” kepada para oknum Polantas yang nakal.


Sampai tadi pagi saya menyaksikan sendiri, bukan Polantas Nakal tentunya. Polisi yang bertugas “benar-benar bertugas” mengurai kemacetan di sekitaran pondok bambu. sekitaran Fly Over Pondok Bambu. Kalau dari arah Banjir Kanal Timur tidak diperkenankan untuk terus melaju ke arah kebon nanas. Terlebih ada seperator yang memisahkan kedua sisi jalan.

Tapi, seperti biasa para pengendara roda 2 demi mengatasnamakan efesiensi memutar seenaknya setelah seperator tadi. Ini yang menyebabkan kemacetan hingga rutan pondok bambu.

Dan sosok Polantas ini awalnya mengatur sedemikian rupa agar para pengendara motor tidak memutar didekat seperator jalan, yah minimal agak jauh sedikit. Memang hal ini sangat berpengaruh untuk mengurai kemacetan awalnya. Terlebih jika para pengendara motor tadi patuh.

Rupanya semakin siang semakin ramai saja pengendara motor yang melintas. Satu dua pengendara  mulai melakukan pelanggaran dengan memutar tepat didepan petugas. Awalnya sang petugas hanya “ngedumel” dalam bathinnya. Lepas itu puluhan motor memutar tepat didepan sang Polantas
Menyerah kalah dengan keadaan, sang Polantas berangsur-angsur minggir dan hilang dari keramaian kendaraan yang saling serobot. Mungkin dalam bathinnya sang petugas berujar ” biar tahu rasa kalian, mau diatur supaya lancar aja susah, sekarang makan tuch macet”.

Sementara dalam bathin para pengendara,  ” hmm, mau mengurai kemacetan apa mau cari "sarapan pagi’ baru kemacetan segini aja udah nyerah”.

Entahlah… Sampai tulisan ini dibuat  sekitaran fly over pondok bambu pastinya padat merayap.
Related Posts
Kornelius Ginting
Orang Baik Rejekinya Juga Baik

Related Posts

Posting Komentar