SoG4iGVrlm2d0xVc7TbcWuGl8F4PkcCzhtCrmamZ

Moshe, Anak yang luar biasa kalau tidak mau dikatakan ajaib!



Ini Bukunya
Judul Buku : Lulus Kuliah umur 11 tahun dengan IPK 4
Penulis : Moshe Kai Cavalin
Penerbit : Media Pusindo
Harga : Rp,-
Tebal : 137
Cetakan 3, 2013

Dilahirkan ditengah keluarga yang memiliki dan mengajarkan cinta kasih yang sempurna. Pengenalan dan pengajaran kosakata akan benda-benda sudah dimulai semenjak dini. Nama anak ini adalah moshe kai Cavalin, dilahirkan bertepatan dengan hari kasih sayang pada tahun macan.

Ajaib anak ini, diusianya yang ke 11 ia mampu lulus dengan dari Unversitas dengan IPK 4. Sebuah angka yang sempurna. Anehnya Moshe tidak menganggap dirinya jenius. Ia merasa semua orang dapat mencapai apa yang telah dicapainya. Tidak ada yang spesial pada dirinya. Memang ia akui, metode yang tepat akan menghasilkan jawban dan tujuan yang tepat pula. Analoginya adalah jika kita hendak menuju sebuah tempat, alat transportasi seperti apa yang akan kita gunakan. Pesawat terbang tentunya akan sangat cepat, tapi emerlukan harga yang tidak dapat dikatakan murah. Pilihan berikutnya adalah menggunakan Bus, selain harganya terjangkau kita dapat menikmati setiap pemandangan yang dihadirkan disepanjang perjalanan. Yang terbanyak digunakan saat ini adalah memilih berjalan kaki dan membiarkan orang lain yang menentukan tujuan kita. Disini Moshe mencoba menceritakan korelasi antara cara kita untuk mencapai sebuah tujuan, tidak terlepas dari harga yang ditawarkan dan kecepatan kita tiba ditujuan. Dalam buku setebal 137 halaman ini Moshe menceritakan seluruh pengalaman hidupnya, kiat-kiat ia bisa berhasil seperti saat ini.

Moshe mengkritik pola pendidikan yang diajarkan kebanyakan orang tua pada masa sekarang, dengan menitipkan dan menyerahkan tanggung jawab pendidikan sepenuhnya kepada sekolah. Hal ini sama seperti berjalan kaki dan membiarkan orang lain memutuskan tujuan kita. Sejak usai dini, ayah dan ibunya terjun langsung dalam mengajarkan sains kepada Moshe. Tidak berhenti pada sains dan hitungan, dunia beladiri, olahraga fisik dan kesenian pun  tidak luput. Anehnya ketika orangtuanya merasa siap untuk memasukkan Moshe ke sekolah, yang terjadi adalah adanya penolakan dari sekolah karena tingkat kemampuan Moshe tidak sama dengan kualitas sekolah tersebut. 

Untuk seusianya pada saat itu, orang tuanya keberatan jika Moshe harus bergabung dengan yang yang sebaya, sementara kemampuannya sudah jauh diatas rata-rata. Syukurlah, Moshe dan orangtuanya tidak berpatah arang. Metode home scholing yang sudah diterapkan sedari awal, dilanjutkan. Meskipun sang ibu harus memutuskan untuk berhenti bekerja dan fokus mengajar Moshe. 

Keberuntungan Moshe tidak berhenti disitu, ketika orangtuanya sudah siap untuk memasukkan Moshe ke tingkat universitas, kembali penolakan terjadi. Karena umur Moshe belum memnuhi syarat. Hanya saja nasib baik masih berpihak kepadanya, Universitas ELAC (East Lost Angeles College) menguji dan menerimanya.

Buku yang dikemas dalam 11 bab ini, mencoba menceritakan sisi lain perjuangan seorang bocah yang dengan kemampuan diatas rata-rata, tapi tetap menganggap dirinya biasa saja. Hanya dengan perncananaan, terus berlatih dan pantang menyerah, siapa saja pasti akan dapat mengikuti jejaknya. Tidak ada yang spesial, ucap Moshe. Ia mengutip kata-kata dari M. Ali seorang Petinju “Waktu latihan adalah waktu yang memuakkan bagi saya, tapi Menderitalah sekarang dan nikmati sisa hidupmu sebagai Juara”

Banyak sudah trophy yang dikumpulkan, tak sedikit sertifikat penghargaan diberikan kepadanya. Tak luput pula berbagai komunitas berlomba untuk merekrut Mooshe sebagai bagian dari mereka. Saat ini Moshe berkeinginan untuk memperdalam lagi pengetahuannya di bidang Fisika, sains dan matematika. Disamping itu ia juga tertarik kepada dunia penerbangan.
Satu lagi kisah inspiratif, yang membuka mata kita, akan selalu ada deviasi-deviasi disekitar kita. Terlalu ajaib cara Tuhan menujukkan kebesaranNya melalui ciptaanNya.




Related Posts
Kornelius Ginting
Orang Baik Rejekinya Juga Baik

Related Posts

Posting Komentar