SoG4iGVrlm2d0xVc7TbcWuGl8F4PkcCzhtCrmamZ

Semalam di Penang, Negeri Orang.

Pagi di jalan hijau 

Matahari sudah lumayan terik disekitaran jalan hijau 5. Tapi lalu-lalang kendaraan belum seramai seperti di jalanan ibukota Jakarta.

Iya, Penang sedikit lebih lengang daripada Jakarta.

***
Sedari semalam, tepatnya pukul 03.00 pagi waktu setempat. Rumah sakit Lam Wah Ee sudah dipadati antrian pasien.

Sepertinya kehidupan sudah mulai disini. Meskipun matahari belum menampakan dirinya.

Persis pukul 06.30 seorang perawat bertubuh subur dan berkulit legam sepertinya keturunan india mendekati meja dan mengaktifkan nomor antrian.

Sontak semua yang antri sigap berdiri dan merapatkan barisan.


Padahal yang baru dibuka itu pengambilan nomor antrian. Sementara loket adminnya baru melayani sekitar setengah jam lagi.



Antrian yang mengular lamat-lamat terurai terbagi menjadi beberapa antrian berikutnya sesuai keperluan.

Nomor dua, itu yang dipegang oleh istriku. Mesin penjawab berdering halus mengingatkan loket beserta nomornya. Tapi jangan sampai salah, ada antrian pasien baru dan lama, yang membedakan hanya angka 5 didepannya.

Kounter 5 untuk nombor 2 (mesin memanggil dilayar dan bersuara). Kali ini suster yang melayani masih keturunan india dan bertubuh gempal. Tapi tidak sepekat suster sebelumnya warna kulitnya.



“Pagi” istriku menyapa halus. Suster hanya berusaha membalas senyuman alakadar sambil menunjukan deretan giginya yang tidak tersusun rapih.

“Asal, usia, hendak perlu ape ke hospitel?” langsung tembak suster beruntun menanyakan tanpa perlu tahu kabar orang didepannya.

Kami, program kehamilan. Dr.ng. peng, balas istriku ramah.

Iye. Minte pasport atau id lah? Sambil matanya tetap lurus memandang komputer tak perduli siapa didepannya.

Tak butuh waktu lama, pasport kami berpindah tangan. Ia menerima sambil lalu dan tersenyum seperlunya.

Jam 9.30 lantai 2. Kamu lurus terus hingga hujung lorong. Ambil belok kiri naik ke elevator. Ambik kiri lagi rueng137.

***
Masih ada 1 jam setengah sebelum wawancara  dengan suster berlangsung . Ku sempatkan mengisi blog yang beberapa hari sempat tertunda. Tepat pukul 09.00 pagi waktu penang  sudah berada di depan kamar 137.

Baru ada 5 suster yang lincah bergerak keluar masuk ruangan. Dan belum banyak pasien yang duduk didepan.

Loh, mana pasien nomor 1 yang berada persisdidepanku tadi. Kalau kami nomor 2 dapat jatah jam 09.30 pastilah ia didepanku. Sementara ygkuliat pasien-pasien dr. Ng bukan yang antri tadi pagi atau aku ingat beberapa sepertinya ada dibarisan belakang.
Kami sepakat untuk masuk keruang suster dan bertanya. Sosok gempal berbaju layaknya perawat. Bertanya cepat, ape perlu, jam berapa masuk?

Seharusnya 15 menit lagi jika merujuk kepada jadwal yang diberikan dibawah. Suster gempal tadi menyarankan untuk tunggu sebentar diluar bilik (ruangan).

Benar saja, tidak menunggu waktu lama. Kami dipersilahkan masuk. Hanya saja tidak dilayani suster bertubuh gempal tadi.



Warna kulitnya putih, dugaan saya usianya sekitaran 40-45 tahun. Ada kerut-kerut halus diraut wajahnya. Berbeda dengan kebanyakan suster yang ada. Kali ini suster ini tersenyum ramah dan mengulang pertanyaan yang sudah diajukan dibawah sebagai pertanyaan pembuka.

Lebih lanjut ia bertanya informasi apa saja yang dibawa.

Sedikit gagap sebenarnya kami ketika suster yang kami ketahui namanya adalah Low Bin Kee.

"Riwayat penyakit ade? Atau punya riwayat alergi." Kali ini ia serius bertanya dengan logat melayu sesekali menjawab pertanyaan rekannya dengan bahasa hokkian yang hanya mereka berdua pahami.

"Ok, selesai sude." Lanjut suster Low Bin Kee. Lanjut ke lantai tiga untuk cek  “semen”. 

"Lokasinya, ambil belok kiri sebelum hujung lorong ambil kiri lagi. Posisi persis dihujung. Lepas itu ambil pemeriksaan darah."

Meskipun menyimak tetap saja kebingungan ketika tidak menemukan pojokan yang dimaksud. Pelan-pelan mencoba memahami petunjuk yang diberikan suster Low Bin Kee.





Related Posts
Kornelius Ginting
Orang Baik Rejekinya Juga Baik

Related Posts

7 komentar

  1. Aku belum pernah ke Penang.
    Smoga program kehamilannnya berjalan lancar & sukses.

    BalasHapus
  2. Penang ini mmg selalu jadi tujuan orang indonesia berobat atau segala macem urusan sehat yaaa, keluarga temen ku yg di medan, hampir semua nya kalo sakit langsung ke penang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya..lucu ya... Banyak banget orang orang Indonesia disana. Udah kayak pindahan aja.

      Hapus
  3. wow, bagus mas tulisan nya. Ngalir dan mudah di pahami .

    BalasHapus
  4. medis di penang emang udah terkenal banget kayaknya.

    harus dicontoh nih.

    BalasHapus
Untuk Sementara Pesan di Moderasi....
Menghindari Beberapa konten2 yang negatif ...
Berfikir yang Baik dan tinggalkan jejak yang baik..
Terima kasih