SoG4iGVrlm2d0xVc7TbcWuGl8F4PkcCzhtCrmamZ

Dua Kali Bertemu Babi Ngepet.

 

Babi-Ngepet
Ilustrasi dari Pixabay dot com


Satu kata “Edan” berita mengenai Babi Ngepet ramai dan menjadi bahan perbincangan. Saya sendiri mengetahui berita babi ngepet  awalannya secara tidak sengaja melalui situs detik dot com. Sebagai situs terbesar dan menjadi rujukan untuk menghindari hoaks dan mendapatkan klarifikasi terhadap sebuah berita, kali ini detik dot com malah mengangkat sebuah isu yang (menurut saya) tidak menarik.

Namun pada akhirnya mau tidak mau saya jadi ikutan tertarik untuk sedikit lebih dalam mengetahui mengenai babi ngepet. Antara percaya dan tidak percaya bahwa sebagian besar masyarakat kita masih meyakini keberadaan babi ngepet itu sendiri.

Dari wikipedia jelas sudah bahwa babi ngepet sendiri memiliki sebuah definisi, Guru Besar Pendidikan Bahasa Jawa pada Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Prof. Suwardi Endraswpara, dalam bukunya Dunia Hantu Orang Jawa menjelaskan bahwa mitos setempat babi ngepet sebagai penjelmaan dari seseorang yang menggunakan ilmu hitam pesugihan dengan cara mengubah dirinya untuk sementara menjadi babi siluman sehingga dapat dengan mudah melakukan pencurian.

Ada banyak jalan ke Roma dan ada banyak juga jalan untuk menjadi kaya, ya mungkin dengan pesugihan menjadi babi ngepet salah satunya. Antara percaya dan tidak percaya namun masih ada juga yang percaya.

Akhirnya ini juga yang menuntun saya untuk memulai perbincangan demi mendapatkan persepsi menarik dari orang yang pernah mengalami langsung perjumpaan dengan babi ngepet.

 

Babi-Ngepet
Kumpulan-Berita-Babi-Ngepet

Dua Kali Bertemu Dengan Babi Ngepet.

Setidaknya sekitaran kawasan jakarta timur pada masa itu (sekitaran tahun 1999) masih terbilang asri dengan masih  banyaknya kebun-kebun warga walaupun hanya sepetakan. Sudah satu bulan warga diresahkan dengan serignya hilangnya uang beberapa warga. Memang jumlahnya tidak terbilang besar namun kehilangan uang ini dirasakan beberapa warga secara bersamaan. Warga sendiri merasakan sebuah keanehan dan mulai mengait-ngaitkan dengan mistik.

Keanehan ini juga dirasakan sekumpulan anak muda yang terbiasa nongkrong-nongkrong menghabiskan malam hari menjelang pagi, keanehan yang pada akhirnya berujung pada keresahan siapa dan ada apa sebenarnya. Mengapa uang warga bisa hilang pada rentang waktu yang tidak berjauhan.

Malam itu sebenarnya sama dengan malam-malam lainnya, hanya tingkat kewaspadaan menjadi meningkat. Dari yang sekedar hanya sekedar nongkrong, berbincang lalu pulang, berubah menjadi semacam ronda keliling mengawasi keadaan sekitar.

Lalu datanglah saat dimana waktu dini hari menjelang pagi, ada tiga ekor hewan terlihat melintas di tengah kegelapan malam. Mereka yang sedang asyik menikmati malam sepakat bahwa itu adalah anjing warga yang mungkin lepas atau keluar sendiri. Hingga mereka memperhatikan ketiga anjing tersebut berbelok ke sebuah jalan, hewan yang berada di posisi tengah berbelok harus menggeser bokongnya dan jelas menampakan buntut/ekor berbeda dari jenis anjing pada umumnya dan semakin menunjukkan badan sebagai sebentuk babi.

Sontak mereka yang mengamati kaget, terlebih ada lolongan anjing lainnya dan suara kucing yang membuat suasana waspada berubah menjadi sedikit mencekam sekaligus menakutkan. Karena pada akhirnya mereka tersadar, tidak ada peternakan babi disekitar perkampungan mereka. Bahkan dikampung terjauh sekalipun belum ada peternakan babi. Kalaupun ada sapi, itupun sapi perah dan tidak banyak warga yang memeliharanya. Apa iya ini adalah sapi anakan. Kalaupun sapi anakan kenapa juga ada anjing yang menemaninya. Semua pertanyaan melonjak muncul dengan cepat di kepala masing-masing.

Ketakutan juga yang mendorong untuk melakukan pengejaran terhadap mahluk babi yang dikawal dua anjing tadi. Sepanjang kampung di cari dimana keberadaan ke tiga hewan yang berkeliaran. Tiga puluh menit berlalu hingga ke satu jam, hingga tidak sengaja bertemu disebuah jalan.

Dengan senjata kampung alakadarnya pengejaraan dilakukan. Namun sial ketika kembali menjumpai persimpangan babi berbelok ke kiri sementara teman yang lain berbelok kanan. Disinilah perjumpaan (kita sebut saja om cay) itu terjadi.

Om Cay terpisah karena hanya ia yang melihat babi tersebut berbelok ke arah dimana yang lain tidak mengejarnya. Alhasil ia sendiri yang mengejar itu babi. Hingga disuatu titik, babi itu berhenti sebentar  melihat siapa yang mengejarnya. Om Cay sendiri tepaksa menghentikan langkahnya demi melihat si babi berhenti dan tersadar bahwa ia hanya seorang diri dengan senjata hanya sebilah sarung samurai (bukan samurainya).

Sama-sama berhenti hanya dalam hitungan detik, babi melihat yang mengejarnya dan om Cay pun tertegun melihat babi yang bukan babi kampung/peliharaan. Namun lebih menyerupai babi hutan, memiliki taring pada gigi bagian depan. Tersadar hanya sarung samurai yang ia bawa, hati dan nyalinya menciut terlebih terlintas mitos bahwa taring depan babi terebut adalah sebilah pisau, mau tidak mau om Caya harus merelakan babi tersebut kabur kembali.

Kali pertama pengejaran babi gagal tidak berhasil menangkapnya baik itu hidup atau mati.

Kali ke dua mereka sudah bersiap dengan matang dan melakukan pengawasan dengan rutin dan persenjataan yang lengkap. Waktu berpihak kepada mereka, kali ini kembali berjumpa dengan babi (entah yang sama atau berbeda) kembali.

Harus dapat, mereka sepakat apapun yang terjadi. Bahkan masuk ke kebun pisang warga pun mereka lakukan pengejaran. Sabet sana, babat sini hingga kebun pisang warga sudah tidak beraturan lagi bentuknya. Terpojok babi disebuah sudut kebun.

Merasa kemenangan sudah ditangan, babi sudah tersudut. Pokoknya harus mati jika tidak bisa ditangkap.

Babi semakin terpojok disebuah sudut yang gelap, semakin tersudut. Gelapnya malam dan pojokan sudut membuatnya semakin terpojok. Bbbblllllllaaaaaaaaaaaaaaaaaaassssssssssssssssssssstttttttttttttt apa yang terjadi babi itu menghlang begitu saja. Antara bingung, marah, gemas om Cay dan teman-temannya kembali pulang. Siapa sangka itu adalah pertemuan mereka terakhir dengan babi jadi-jadian.

Sebulan kemudian selepas kejadian perjumpaan kedua kalinya dengan babi ngepet, berkat bantuan orang pintar entah mengapa kejadian kehilangan uang warga sudah tidak pernah terjadi lagi dan tidak pernah ada lagi babi dan anjing yang berkeliaran di tengah malam.

Usut punya usut setelah warga menceritakan semua kejadian dari awal, orang pintar ini menemui seseorang yang (katanya) jelmaan mahluk jadi-jadian tersebut agar menghentikan semua aktivitasnya kalau tidak mau warga menangkapnya. Ia juga menyarankan agar orang tersebut segera pindah dan tidak melakukan aksi-aksi serupa baik di kampung ini ataupun ditempat lainnya.


Kampung-Babi-Ngepet
Ilustrasi dari pixabay dot com


***

Percaya atau tidak percaya semuanya kembali kepada kita, saya memilih tidak mempercayai awalnya hingga mendengar kisah ini langsung. Namun menghubungkan dengan logika berfikir akal sehat tidaklah semudah yang  dibayangkan.

Beberapa pertanyaan tidak terjawab tuntas, namun ada bukan sebuah halusinasi dan disaksikan tidak hanya seseorang.

Ini juga hampir serupa dengan kerasukan/kesurupan dimana seorang wanita mampu meronta melepaskan diri dari 4 orang pria yang memegangnya. Padahal jika berlaku normal jangankan 4 pria yang memegangnya, satu pria saja ia tidak berhasil melepaskan diri. Lalu siapa dan kekuatan apa yang ada didalam wanita ini sehingga ketika ia kesurupan mampu berbuat lebih menjadi lebih kuat.

 

Hmmmm… aneh kan… percaya … tidak percaya… kita bilang tidak ada namun ada….

Bagaimana menurut kalian?????

Related Posts
Kornelius Ginting
Orang Baik Rejekinya Juga Baik

Related Posts

Posting Komentar