SoG4iGVrlm2d0xVc7TbcWuGl8F4PkcCzhtCrmamZ

Saham semakin "Down To Earth"


Mencari waktu yang tepat untuk investasi, jawabannya setiap waktu adalah tepat. Sepanjang waktu adalah tepat. Samakan menabung dengan saham. Dapat ditarik kapanpun juga.

Apa yang terlintas ketika kata saham di ucapkan? Pastinya akan muncul ragam jawaban. Mulai dari Mahal, Penipuan dan Ribet. Banyak ketidaktahuan dan informasi yang tidak berimbang beredar dan berkembang di masyarakat. Ini pula salah satu menjadi penyebab tidak banyaknya masyarakat yang berminat berinvestasi di saham. 

Bayangkan jika 250 juta jiwa peduduk Indonesia, 75% menyimpan dana di bursa saham pastinya negara  akan tidak terganggu dan tergantung dengan terpuruknya ekonomi dunia.

***
MCny yang interaktif
Masih banyaknya stigma negatif  beredar negatif tentang saham, membuat Janus Financial mengundang para blogger dan masyarakat umum mengubah pandangan yang ada. Money Brunch 5 bertemakan "Gerakan Menambah Jumlah Invetor Lokal di Indonesia" salah satu wujud kepedulian Janus untuk memberikan edukasi tentang pasar modal.

Acara yang pandu oleh 2 orang MC, resmi dibuka pada pukul 10.00 WIB oleh  Hosea Nicky Hogan. selaku Direktur pengembangan Bursa Efek Indonesia  sejak 2015. Pria yang kebetulan hobi lari menekankan bahwa pusat perputaran uangdi bursa efek Indonesia hingga 6 Triliun perharinya.

Pesannya dalam pembukaan, Investasi di bursa dampaknya jangka panjang. Buktikan jika blogger yang menang kompetisi menulis mendapatkan dana sebesar Rp.5.000.000,- simpan hingga 20 tahun dan lihat berapa jumlahnya pada saat itu (jadi ngiler untuk membuktiikannya).

Bayangkan saja hanya 1% persen penduduk Indonesia yang menggunakan pasar modal sebagai instrumen investasi.

***

Ada empat  hal menarik yang pillih seseorang dibandingkan Investasi. Ke empat hal itu adalah Sport, Traveling, Entertainment dan Shopping. Pastinya kita tidak akan berhitung jauh jika dana yang ada digunkan untuk hal diatas. Tetapi akan berlaku kebalikan jika digunakan untuk berinvestasi, otak akan dipaksa berfikir keras. Takut rugi, takut di tipu dan masih banyak takut-takut lainnya. 
Saya sendiri dan beberapa teman  masih nyaman Investasi dengan cara menabung. Alasannya sederhana, karena tabungan dapat diambil sewaktu-waktu. Hasil akhirnya, mau nabung sebanyak apapun jika  pengeluaran tidak di kontrol hasilnya akan nol.

***
Indrasto Budisantoso  CEO dari Jojonomic, Apa tiu Jojonomic? Jojonomic itu aplikasi sederhana yang bisa di download dari App Store ataupun Play store. Aplikasi  yang akan membantu memantau setiap rupiah pengeluaran.
Jika kebanyakan kita mengalami tanggal tua,  itu menandakan  ada yang salah dengan pengaturan uang masuk dan keluar. Lebih dari 70%  orang tidak melakukan pencatatan terhadap pengeluarannya.

Tapi memang tidak ditemukan cara gampang untuk melacak setiap pengeluaran. Hal inilah yang menjadi ide dasar dari dibuatnya  aplikasi Jojonomic. Membuat Sistem Personal Finance semudah mungkin. Dari aplikasi ini memudahkan untuk melakukan Overview Badget.
***
Dalam pesan videonya kepada yang hadir Rheinald Kasali menegaskan konsumsi ada 2 jenis.Yang dapat ditunda sama dengan yang tidak dapat ditunda. Konsumsi tergantung 2 hal. Selain daya beli dan keinginan untuk membeli.
Kemas Memberikan Penjelasan tentang Saham
Kemas. M Rumaiyar selaku perwakilan Corporate Communication BEI. yang merupakan mantan wartawan.menambahkan bahwa memang kondisi ekonomi turun, sementara konsumsi seperti tiket Bon Jovi  habis, pameran kendaraan laku terjual. Lalu mengapa investasi jalan ditempat.

Kenapa masyarakat ngga mau berinvestasi ? Banyak yang tidak tau, takut dan lain sebagainya.
Apakah saham itu judi? Versi  Kemas sendiri mengatakan saham bukanlah judi. Membeli saham sama dengan membeli kepemilikan sebuah perusahaan.

Ketika kita menyukai sebuah produk naikkan diri kita untuk menjadi memiliki perusahaan tersebut.
Tahun 2013 IHSG jatuh dan banyak bertanya kapan rebound. Meskipun saat ini sedang jatuh percaya sektor konsumsi akan tetap bangkit.


Suasana Money Brunch membahas Saham

Masih membahas tentang saham
Kesimpulan Arsya, selaku blogger di @social_junkeekita, banyak lebih dulu kita tahu tentang info barang-barang konsumtif tapi untuk informasi investasi kenapa masih sedikit. Untunglah ada hal edukasi sepeti saat ini.

Kesimpulan Kemas. mencari waktu yang tepat untuk investasi, jawabannya setiap waktu adalah tepat. Sepanjang waktu adalah tepat. Samakan menabung dengan saham. Dapat ditarik kapanpun juga hanya kasihan brokernya.


Kemass memberikan penjalasan saham anatara dulu dengan saat ini



Sama seperti masa lalu untuk menaruh dana di bank itu sangat sulit sementara trendnya menyimpan uang di bawah bantal. Seperti saat ini antara menabung dengan berinvestasi di saham. 

Investasi bukan hal yang susah dan bukan hal mahal dan hal yang berbahaya seperti judi.
perhatikan kata2 yang terukir di dinding ... Positif  banget
Resiko terbesar bukan ketika harga turun tetapi perusahaannya bangkrut. Sama juga dengan investasi emas, bukan karna harga turun tapi emasnya hilang.

Semoga bermanfaat... :)
 

Related Posts
Kornelius Ginting
Orang Baik Rejekinya Juga Baik

Related Posts

16 komentar

  1. Bang Lius sudah punya akun buat beli saham belum Bang? Hehehhee. Memang negara kita akan kuat kalo yang beli saham rakyatnya sendiri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. sebentar lagi sepertinya akan.. melihat banyaknya kemudahan yang ditawarkan terlebih infonya berimbang :)

      Hapus
  2. asyik :)
    jadi semanga nih mas kenal saham setelah ikut event ini
    he he he

    eh ya, dua aplikasi itu keren juga
    ini masih coba2 belajar ngegunainnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. pastinya mas...saya tunggu ceritanya mas CH kalau sudah berinvestasi ya...

      Hapus
  3. Klarifikasi Kata2 paling akhir: " kalo gak ada mimpi kan enak gak bisa jatuh" hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. yah,,, kan ada tantangan.. :) hidup ngga asik kalau ngga ada tantangan :)

      Hapus
  4. Masih banyak yang lebih konsumtif Mas, termasuk saya. Moga sih ada perbaikan ke depannya mas

    BalasHapus
  5. Banyak yang masih awam dg saham, terasa di awang2, tidak seperti investasi yang riil spt emas misalnya. Harus lebih banyak edukasi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. acara ini salah satu edukasi mereka... syukur2 saya punya keberanian untuk mencoba dan berbagi pengalaman .... memang saat ini investasi fisik seperti emas dan tanah serta bangunan berkesan lebih menjanjikan ... meskipun memiliki resiko serupa :)

      Hapus
  6. Sepertinya masalah sosialisasi yang menjadi kendala, karena ketika kita sekolah selalu diajarkan untuk menabung di bank, jadi engga heran kalau kita tidak paham untuk menabung atau berinvestasi di saham.Ada kata yang menarik, jika kita suka produk tertentu, barerti kita bisa memilki perusahaan tersebut dengan membeli saham perusahaan, meskipun hanya 1 lembar saja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. sepakat dengan pak Sobari... btw ada rencana mencoba berinvestasi di saham juga kah?

      Hapus
  7. wow udh down to earth tho rupanya,
    tp spertinya ttp harus belajar lbh dlem deh sblm terjun ke situ

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener ibu Inda... segala sesuatunya harus dipelajari lebih dalam lagi sebelum menyesal kelak...Dengan adanya sosialisasi ini setidaknya membantu saya sedikit terbuka dengan dunia saham :)

      Hapus
  8. Seneng ya... kalau dapat ilmu baru. Btw fotonya bagus-bagus banget!

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener mba muthia .. tapi jujur saya juga masih ragu dan awam di bidang ini ... Btw fotonya hanya diambil dari kamera handphone kok.. meungkin lagi dapet posisi yang pas .. :)

      Hapus
Untuk Sementara Pesan di Moderasi....
Menghindari Beberapa konten2 yang negatif ...
Berfikir yang Baik dan tinggalkan jejak yang baik..
Terima kasih