SoG4iGVrlm2d0xVc7TbcWuGl8F4PkcCzhtCrmamZ

Masih ada untungnya !!

Sedari awal memiliki motor ini adalah penyatuan 2 buah jiwa. Antara motor dan saya. Saya adalah salah satu yang mempercayai, bahwa pengendara motor harus menyatu dengan motornya. Hal ini saya lakukan tidak terhadap motor saya, pun demikian terhadap kendaraan R4. Mengapa demikian? 

Mengingat banyaknya pengendara-pengendara yang tidak pernah mau mengerti akan tunggangan mereka. Perhatikan, banyaknya kecelakaan bukan hanya karena faktor kelalaian atau ketidaksiapan dari kendaraan saja, melainkan ketidakmengertian sang pengendara terhadap kendaraannya.

Demikian juga halnya yang terjadi hari ini dengan Blue (sebutan motor saya) menepuh perjalanan 60 KM perharinya. Itupun hanya pulang dan pergi kantor. Tidak dihitung jika ditambah dalam tugas-tugas kantor yang menggunakan blue, seperti mengambil tagihan ataupun ke bank dan lainnya. 


Tahun depan tepat 10 tahun saya bersama blue, baru bulan Februari 2013 kemarin blue turun mesin, inipun terjadi karena kelalaian saya membiarkan oli mesinnya terus berkurang. Tapi sejauh yang saya alami bersama blue, tidak sedikitpun blue memberikan kesulitan yang berarti. Sebagai contoh sederhana saja, ketika ban kempis, pastinya disekitar situ ada tukang tambal ban (meskipun bisa ditebak, jangan-jangan tukang tambal bannya yang nyebar paku dijalan). Bisa terbayang jika pecah ban dan tidak ada tukang tambal, minimal harus dorong hingga menemukan tukang tambal ban terdekat, bukan?

Demikian juga hari ini, berangkat pagi seperti biasanya. Tidak ada masalah dengan blue, memang ada sedikit masalah dengan pengereman belakang. Ini terjadi karena Tromol belakang sudah mengalami kehausan, jadi, meskipun dipasangkan kampas rem baru, maka tetap saja rem belakang akan terasa dalam. Yang mendesak sebenarnya selain tromol adalah penggantian Gir seat, baik dari rantai hingga ke gear depan dan belakangnya. Pun dengan Akinya.

Tapi entah kenapa, siang tadi, menjelang motor saya gunakan untuk pergi ke bank. Tiba-tiba mengeluarkan bunyi berdecit yang amat keras. Dari bunyinya baru kali ini saya dengar. Seperti berdecit ketika kampas rem habis, tapi ini lebih keras. Saya lakukan uji coba, saya standarkan motor dan saya jalankan, rupanya ban tidak berjalan. Ada masalah dengan pengereman, tapi kampas rem baru diganti sebulan yang lalu. Pastinya bukan. Dugaan saya pastinya ada masalah dengan tromol. Saya coba kendurkan rem, bunyi berkurang tapi tetap berisik. 

Beruntungnya didekat tempat saya bekerja ada beberapa bengkel motor (lihat kan ketika ada masalah, blue tidak membuat saya mendorongnya). Daripada menunggu hingga muncul masalah lebih lanjut, saya coba periksakan, yang ada ketika ban belakang dibuka. Bearing/lahar ban belakang sebelah kiri sudah setengah pecah, ini yang menyebabkan bunyi berdecit tadi. 

Ini yang rusak
Yang ada dengan biaya Rp. 50.000 untuk 2 buah bearing belakang, blue sudah kembali normal. Kalau mau yang murah sebenarnya juga ada, bearing lokal/cina, itu kisaran RP. 30.000,- tapi saya tidak menggunakannya. mengingat resikonya dikemudian hari. Kalau ngga salah, bearing yang rusak ini saja sudah mampu bertahan lebih dari 2 tahun.Yah, daripada hanya ganti beraing, sekalian saja ganti olinya, mengingat sudah 1 bulan ini, blue belum ganti oli.

Kembali keatas, sang montir pun bertanya, meskipun sudah hancur bearingnya, pasti masih ada untungnya kan pak? kira-kira begitu ungkapannya. Saya pun mantab berkata, pasti pak, meskipun hancur, untungnya ada bengkel ini, jadi ngga perlu didorong, masih bisa dipakai motor saya. 

Sayapun menggumam dalam hati, inilah yang selalu saya tekankan, jika tidak sejiwa dengan motor saya, bukannya bisa saja ia rusak ditempat jauh dari bengkel dan sulit bukan. Satu hal lagi, selain kita harus sejiwa dengan kendaran kita, jangan lupa berdoa kepada Tuhan. Sebab Tuhanlah yang membuat motor kita menjadi sejiwa dengan kita. 

Selamat Malam




Related Posts
Kornelius Ginting
Orang Baik Rejekinya Juga Baik

Related Posts

Posting Komentar