SoG4iGVrlm2d0xVc7TbcWuGl8F4PkcCzhtCrmamZ

Murahnya harga tenaga kerja kita.

"Faktanya, yang salah tetap negara kita yang tidak bisa menyediakan lapangan kerja yang layak. "
Membaca topik hari ini di beberapa media elektronik hampir semuanya menayangkan tentang kekecewaan bangsa kita atas perlakuan bangsa malaysia. Hal ini dipicu oleh pelabelan harga TKI yang di iklankan oleh oknum malaysia.
Memang tidak bisa di pungkiri sudah beberapa kali ekskalasi hubungan bilateral antara kita dan malaysia sempat memanas. Dari perebutan pulau dan perbatasan. Perebutan kebudayaan dan lainnya.
Khusus hari ini topik yang hangat adalah pelabelan tersebut, Tenaga Kerja Kita di iklankan dengan harga RM 7500 setara dengan 22 juta rupiah dan masih bisa mendapatkan discoun khusus. Lalu semua bereaksi seakan - akan kebakaran jengot, dan dengan mengatasnamakan tidak berperikemanusiaan-lah. Atau tidak memiliki perasaan-lah. Bahkan menteri terkaitpun terlihat emosi dan tidak terima akan kejadian dan pelecehan ini.

Sederhananya saya mencoba mengamati dari perspektif lain. Kenapa kita emosi? Kenapa kita tidak mau menerima? Apa alasannya?
Bukankah sudah bukan rahasia lagi TKI yang berangkat ke negri seberang dikarenakan tidak mendapatkan fasilitas kerja di negara ini.
Dan parahnya mereka nekat pergi merantau tanpa memiliki keahlian khusus.  Lalu sampai kapan kita mau menyalahkan negara tetangga yang mau menerima tenaga kerja kasar ini. Faktanya, yang salah tetap negara kita yang tidak bisa menyediakan lapangan kerja yang layak.
Seandainya negara ini bisa memberikan pekerjaan yang layak dan penghasilan yang cukup. Setidaknya kita bisa mengurangi eksport tenaga kerja kita ke malaysia. Seandainya pendidikan tersebar merata ke seluruh pelosok negri. Setidaknya kita masih bisa eksport tenaga kerja yang berkualitas.
Lalu apakah masih pantas kita menyalahkan perlakuan negara tetangga kita? Yang melihat tenaga kerja kita sebagai sebuah peluang dan tentunya semuanya diserahkan kepada mekanisme pasar. Ada permintaan maka ada penawaran.
Atau apakah kita sudah siap menerima kepulangan para pahlawan devisa ini yang tentunya nanti akan menambah jumlah pengangguran di negara kita.
Mari kita pandang masalah ini dengan kepala dingin. Bukan dengan emosi semata, jangan karena ketidakmampuan kita, dengan mudahnya kita menyalahkan orang lain
Selamat malam, selamat beristirahat.
Related Posts
Kornelius Ginting
Orang Baik Rejekinya Juga Baik

Related Posts

Posting Komentar