SoG4iGVrlm2d0xVc7TbcWuGl8F4PkcCzhtCrmamZ

Pelajaran Hari ini ..... :)

Saya belajar, dua kepala lebih baik dari pada sendiri. Berdiskusi lebih baik dari pada di pendam sendiri. Mengapa?  Sejatinya seperti ini.

Saat ini saya dan istri sedang tertarik untuk membeli dan memiliki sebuah rumah untuk ditinggali. Bukannya sudah merasa bosan tinggal di Pondok Mertua Indah ataupun juga sudah merasa mampu untuk berdikari sendiri. Tetapi berusaha untuk menjadi lebih baik dari pada berdiam diri sekaligus sebagai ajang untuk dapat mengukur kekuatan diri dan semakin tahu kelemahan dan kekurangan saya. Dan menjadikan alasan saya untuk bergantung kepada Tuhan semakin kuat.

Diawal kami sudah tertarik di perumahan Taman Jati Sari Permai. ± 20 menit-an keluar dari Tol jati Asih (JOOR) sekitaran Pondok Gede-Bekasi. Dan kami pun berkenalan dengan sales Marketingnya, Josafat nanang. Kamipun mendapat penjelasan dan pengetahuan seputaran rumah di daerah situ. Dibawah bendera PT Karya Makmur, mereka memiliki tanah ± 125 Ha. Yang mana sebagian sudah mulai terisi. Dan saat ini sedang dilakukan pembangunan dan pengembangan.

Kami merasa cocok ketika melihat Cluster Bali 2 yang sedang di bangun. Kami pun tertarik dengan tipe Sanur dengan Luas Tanah (LT) 128 dan Luas Bangunan (LB) 55 dengan 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi dan sudah memiliki car Port. Sementara itu tipe ini cicilannya masih masuk dengan kemampuan kami. Kamipun menginformasikan pak Nanang, untuk tipe ini tolong di “hold” dahulu. Artinya kami sudah tertarik tetapi akan berfikir dan menimbang – nimbang dahulu. Jika ada konsumen lain yang tertarik tolong kabari kami. Setidaknya itulah keinginan kami. Saya pun mencoba mencari tahu tentang Perumahan Taman Jati Sari Permai. Oh iya, sebelumnya Pak Nanang pun memberitahukan sebuah Blog yang berisi kekecewaan terhadap Developer. Dalam hal ini Pak Josafat Nanang mau memberikan informasi yang beredar, plus dan minusnya.

Dikarenakan pengalaman saya untuk membeli rumah tidak ada sama sekali, ditambah kemampuan terbatas. Maka pilihannya hanya jatuh kepada yang itu – itu saja.

Saya pun meminta bantuan dan berdiskusi dengan orang tua. Dalam hal ini mereka lebih berpengalaman dalam membeli perumahan. Baik itu dari lokasi ataupun lainnya. Betul saja, orang tua saya memberitahukan bahwa rumah yang mana saya tertarik memang bagus dan layak untuk dijadikan hunian, hanya saja kurang cocok dikarenakan tidak memiliki prospek untuk di jadikan ruang atau tempat usaha. Memang beliau lebih tertarik dengan posisi rumah yang berada di pinggiran jalan raya, dengan tujuan dikemudian hari akan memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan minimal dapat dijadikan tempat usaha. Meskipun rumah di pinggiran jalan sedikit lebih bising karena lalu – lalang kendaraan yang menjadikan sedikit kurang nyaman untuk di jadikan hunian atau tempat untuk beristirahat.

Dan dari hasil diskusi singkat kami, tersingkap bahwa dalam merencanakan rumah banyak hal yang perlu diperhatikan. Lamanya kredit yang diambil akan membuat harga rumah itu semakin mahal, dan besaran Uang Muka yang diberikan pun berpengaruh terhadap cicilan. Dengan kata lain semakin besar uang muka (DP) yang diberikan akan mengecilkan cicilan setiap bulannya dan hal ini berlaku kebalikannya.

Pilihan bank pun ikut menentukan, dalam hal ini perlu lebih cermat bank mana yang dapat memberikan keuntungan kepada konsumen dan memberikan bunga yang paling kecil di antara bank lainnya.
Singkat cerita dari diskusi singkat kami, saya yang awalnya tertarik dengan tipe Sanur, malah beralih ke tipe Tapak Siring dengan LT 144 dan LB 73 dimana sudah terdapat 3 buah kamar tidur dan 1 kamar mandi dan car port dan masih memiliki kelebihan tanah di belakang.

Meskipun saat ini saya masih menimbang dan memilah-milah solusi mana yang akan diambil. Bank mana yang akan kami ajukan pinjaman. Tetapi setidaknya dari diskusi dan kunjungan dengan orang tua (dan tidak hanya orang tua, bisa teman atau sahabat) akan membuka pikiran dan ide – ide yang bisa saja tersembunyi.

Sekali lagi “Saya belajar, dua kepala lebih baik dari pada sendiri. Berdiskusi lebih baik dari pada di pendam sendiri”.

Selamat sore dan selamat beraktivitas.
Orang baik rejekinya juga baik.


Related Posts
Kornelius Ginting
Orang Baik Rejekinya Juga Baik

Related Posts

Posting Komentar